Bersepeda Jadi Trend di Masa Pandemi, Hati-Hati Penyakit Ini Mengintai Tubuh karena Terlalu Sering Naik Si Roda Dua

By Alsabrina, Sabtu, 20 Februari 2021 | 07:30 WIB
(Ilustrasi) Penyakit yang disebabkan terlalu banyak bersepeda (iStockphoto)

NOVA.id - Olahraga bersepeda memiliki segudang manfaat untuk kesehatan.

Dengan bersepeda selama 30 menit setiap hari saja, kita sudah dapat membantu menurunkan risiko penyakit metabolik, meningkatkan kreativitas dan daya ingat, serta menurunkan tingkat kecemasan dan depresi seiring dengan meningkatnya kadar hormon endorfin dalam tubuh.

Olahraga bersepeda juga dapat membantu tubuh lebih rileks dan meningkatkan kualitas tidur, sehingga membantu mempertahankan berat badan.

Baca Juga: Kualitas Udara Turun, Jogja Lebih Bike Ajak Warga Kembali Pakai Sepeda

Bersepeda di pagi hari dapat membantu memastikan tubuh kita terpapar sinar matahari dan mendapatkan manfaat dari vitamin D.

Tak heran dengan begitu banyak manfaat, bersepeda semakin digandrungi di masa sekarang.

Supaya sesi bersepeda kita semakin berdampak baik untuk tubuh, jangan lupa perhatikan posisi/postur tubuh yang baik.

Baca Juga: Kilas Balik 2020, Berbagai Tren yang Muncul di Masa Pandemi Covid-19

Posisi tubuh yang baik ketika bersepeda juga menjadi hal penting ketika kita ingin terhindar dari cedera. Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah memposisikan kepala mengikuti alur tulang belakang yang terbentuk oleh lengkungan panggul.

Arahkan mata ke depan dan rilekskan tulang leher kita. Apabila kita sedang bersepeda dalam keadaan cepat, maka tundukkan punggung kita, tetapi apabila track sedang menurun, tegakkan kembali punggung kita.

Sedangkan untuk posisi kaki, apabila pedal sedang berada di bawah kaki, maka tekuklah sedikit kaki Sahabat NOVA. Sesuaikan tinggi pedal dengan kaki kita (yang masih dapat ditekuk sedikit) hingga kaki terasa nyaman ketika menggoes.

Baca Juga: Tak Hanya Menurunkan Berat Badan, Bersepeda Juga Punya Manfaat untuk Meningkatkan Kadar Oksitosin

Kemudian untuk posisi tangan, tekuk sedikit siku kita dan usahakan telapak tangan menggenggam handlebar atau rem sekaligus. Posisikan bahu mengikuti alur yang dibentuk tangan dan punggung.

Hati-hati, posisi tangan yang salah dapat meningkatkan risiko terjadinya cyclist’s palsy.

Apabila saat dan setelah bersepeda kita merasakan jari manis dan kelingking tidak nyaman, hal ini biasanya disebabkan karena ulnar nerve, saraf yang mempersarafi kelingking dan jari manis, dan melewati pergelangan tangan melalui sebuah terowongan (Guyon canal), tertekan akibat terlalu lama berpegangan dengan handle bar.

Baca Juga: Pakai Penyangga Leher Usai Jatuh dari Sepeda, Anjasmara Ungkap Kondisi Terkini

Kondisi ini disebut juga dengan Guyon canal syndrome, kalau terjadi pada pesepeda disebut cyclist’s palsy.

Cyclist’s palsy kerap disamakan dengan CTS (carpal tunnel syndrome). Namun, sebenarnya terdapat perbedaan antar keduanya.

Gejala CTS terjadi pada ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan sebagian jari manis, sementara gejala cyclist’s palsy hanya pada jari manis dan kelingking saja.

Baca Juga: Kembali Buat Gaduh Netizen, Begini Gaya Nicholas Saputra Ketika Bersepeda

Gejalanya juga spesifik terjadi saat atau setelah kita bersepeda. Kita akan mengalami kebas, kesemutan, nyeri, kram, atau kelemahan pada kedua jari kita. Hal ini dapat mengakibatkan kekuatan genggaman menjadi lemah.

Gejala ini pun akan berbeda-beda pada setiap orang, tergantung tingkat keparahannya.

Gangguan sensorik seperti kesemutan dan mati rasa pada jari manis dan jari kelingking akan terasa dan mudah hilang 1 – 2 hari setelah bersepeda.

Baca Juga: Bersepeda Tidak Selalu Bahaya untuk Pengidap Sakit Jantung, Ini Kata Ahli

Sementara gejala motorik yang tampak, antara lain jari kelingking dan jari manis yang sulit diluruskan (claw hand), massa otot di antara ibu jari dan telunjuk terlihat kempes, serta kesulitan melebarkan dan menutup jari-jari (melakukan gerakan abduksi dan aduksi jari), hingga dapat menimbulkan cedera berat sampai adanya abnormalitas.

Penyebab dan pencegahan cyclist’s palsy

Penyebab seseorang mengalami cyclist’s palsy saat atau setelah bersepeda bermacam-macam. Berikut beberapa di antaranya: 

Baca Juga: Kecelakaan Sepeda, Luna Maya Harus Pakai Gips Selama 5 Minggu

1. Tekanan yang terlalu besar atau lama pada tangan, mengakibatkan tekanan pada saraf ulnaris atau terhambatnya aliran darah ke saraf tersebut.

2. Posisi pergelangan tangan yang ekstensi (ketika pergelangan tangan mengarah ke atas dan keluar ke arah jam 12 bukan ke dalam yang seperti menggenggam), sehingga mengakibatkan regangan pada saraf.

3. Kurangnya kekuatan otot inti (core muscle) dan kelelahan, yang mengakibatkan beban sebagian besar bertumpu pada tangan.

4. Penggunaan sarung tangan, atau bantalan yang tipis atau sudah rusak/aus.

Baca Juga: Marak Pesepeda di Jalan, Pengendara Mobil dan Motor Wajib Ketahui 2 Hal Ini

 

 

5. Tekanan ban sepeda yang terlalu tinggi, penggunaan ban yang kecil dan tipis yang menyebabkan timbulnya getaran berlebih pada tangan.

6. Posisi duduk yang terlalu tinggi atau stang (handlebar) yang terlalu rendah sehingga beban tubuh banyak ditopang oleh tangan Cyclist’s palsy biasanya muncul ketika bersepeda dalam jangka waktu lama.

Apalagi ketika kita bersepeda menuruni bukit, sebagian besar bobot tubuh akan ditopang oleh tangan dan menyebabkan adanya beban yang lebih tinggi di jari-jari tangan kita.

Baca Juga: Dukung Produk Lokal, Presiden Jokowi Pamer 3 Sepeda Asli Buatan Indonesia, Termasuk Sepeda Kreuz yang Viral

Apabila gejala cyclist’s palsy berlanjut dan tidak ditangani, maka selain menyebabkan gejala di atas, juga dapat menjadi kondisi yang permanen dan carpal tunnel syndrome. 

Perawatan untuk cedera persarafan dapat memakan waktu berminggu-minggu sampai berbulan-bulan. Apabila tidak ditangani segera, cedera/abnormalitas dapat menjadi permanen.

Oleh karena itu, penting sekali memeriksakan diri ke dokter spesialis bedah ortopedi konsultan hand & microsurgery agar penanganan yang dilakukan dapat dilakukan sedini mungkin.

Baca Juga: Engku Emran Kepergok Sepedaan Bareng, Ini Profil Biodata Atika Abu Bakar yang Disebut-sebut Pengganti Bella

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store. (*)