TabloidNova.com - Pasangan suami-istri mana yang tidak pernah mengalami pertengkaran? Hal itu wajar saja. Tidak menjadi wajar jika pertengkaran terjadi tanpa henti. Terus-menerus. Setiap hari.
Berikut enam cara agar pertengkaran Anda dengan pasangan terselesaikan dengan baik.
Tenangkan Diri
Darah sudah berada di ubun-ubun. Ingin rasanya melontarkan semua kata-kata pedas kepada pasangan. Eits, tahan! Kalau sudah begitu, itu pertanda Anda harus segera menenangkan diri. Lanjutkan "pertengkaran" kalau Anda dan pasangan sudah merasa tenang, ya.
"Kondisi marah tidak memungkinkan Anda berpikir logis, apalagi berempati (pada pasangan)," kata psikoterapis Jonathan Alpert.
Apa Tujuan Anda?
Sebelum kembali berdiskusi dengan pasangan, kata Alpert, tanyakan pada diri sendiri, "Apa yang ingin saya capai dalam diskusi ini? Apakah saya 'perlu' menyakiti pasangan atau kami sama-sama membicarakan solusinya?"
Fokuslah mencari solusi positif. Hal itu mungkin dilakukan jika kalian tetap bersikap bijaksana.
Singkat, Padat, Jelas
"Berargumenlah dengan singkat dan jangan mengungkit-ungkit masalah di masa lalu," ujar psikoterapis Tina Tessina, PhD.
Dengan pernyataan yang singkat (dua atau tiga kalimat) Anda tidak terkesan mendominasi pembicaraan, dan lebih mudah bagi pasangan untuk memahami apa yang Anda katakan.
Tahu Apa yang Anda Butuhkan
Langsung to-the-point. Lebih baik mengatakan, "Penting bagi saya ketika kita sedang makan malam kamu melepaskan ponselmu", daripada "Sepertinya kamu kecanduan Facebook."
Ubah kalimat negatif menjadi positif untuk menghindari pertengkaran.
Pergi Tidur
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, kurang tidur dapat membuat konflik lebih sulit diselesaikan. Jadi, jika Anda dan pasangan sedang bertengkar dalam kondisi fisik letih atau lelah, ada baiknya tahan "pertengkaran" hingga esok pagi dan pergi tidur.
Buat Jeda
Menurut Gerald Goodman, PhD, psikolog dan profesor emeritus di UCLA, jika apa yang dikatakan pasangan menyakiti hati Anda, jangan langsung memakinya. Beri pasangan waktu, kira-kira 10 menit, untuk ia memikirkan kembali perkataannya. "Kamu yakin dengan perkataanmu? Coba, deh, dipikir-pikir lagi, jangan sampai nanti kamu menyesal."
Memang sulit menahan mulut pada saat sedang emosi, tapi hal itu setimpal, kok. Yakin, deh, pasangan pasti akan meralat perkataannya, karena awalnya ia mengatakan itu juga dalam keadaan emosi.
Ester Sondang / Sumber: WebMD