Yang Harus Selalu Tersedia Di Lemari Obat

By nova.id, Kamis, 4 Maret 2010 | 17:17 WIB
Yang Harus Selalu Tersedia Di Lemari Obat (nova.id)

Punya anak kecil, kita harus siap repot. Salah satunya, selalu menyediakan obat-obatan di rumah. Tapi hati-hati, tak semua obat bebas bisa diberikan ke anak.

"Bu Joko! Bu Joko, punya obat? Anak saya panas!" teriak seorang ibu dengan panik dalam salah satu iklan obat penurun panas di TV.

Mungkin Anda pun pernah mengalaminya. Kehabisan obat atau bahkan tak punya persediaan obat sama sekali kala si kecil tiba-tiba menunjukkan gejala sakit. Saat itulah, biasanya, kita baru berpikir, pentingnya punya persediaan obat di rumah. Tapi, obat apa saja, sih, yang harus kita sediakan?

Menurut dr. Waldi Nurhamzah, Sp.A., dokter anak, "Yang pasti, obat yang bisa dibeli bebas. Terutama obat pereda penyakit ringan seperti batuk, panas, demam, dan diare." Di samping itu, yang juga mutlak adalah obat luar dan perlengkapan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).

Sedangkan obat kumur serta obat tetes (untuk mata, hidung, dan telinga), tak direkomendasikan Waldi. "Yang biasa diderita anak, kan, radang telinga luar. Nah, kalau dia tak dibiasakan korek-korek telinga, radang tak akan terjadi," katanya. Telinga, sambung Waldi, seperti halnya kulit, secara periodik akan mengeluarkan sekresi/cairannya. Bersama pelepasan kulit yang telah mati, cairan ini akan keluar dengan sendirinya atau biasa disebut kotoran telinga. "Cuma, kadang kita enggak sabaran. Maunya, kotoran cepat keluar. Jadilah dikorek-korek dengan cotton buds, peniti atau jepit rambut," tutur Waldi.

Padahal, itu hanya akan membuat kulit telinga terluka dan menimbulkan radang yang sakit sekali. Jika pakai cotton buds, sebagian kotoran memang bisa keluar. Tapi sebagian lagi malah membuat si kotoran terdorong makin dalam. "Lebih baik biarkan kotoran itu keluar sendiri," anjur Waldi. Bila kotoran itu mengeras di dalam, tetesi dengan cairan karbogliserin sehingga bongkahan kotoran (serumen) tadi akan leleh dan keluar sendiri.

VITAMIN TAK HARUS

Vitamin, kata Waldi, juga tak perlu disediakan di rumah. Sebab, vitamin hanya diberikan pada anak-anak yang baru sembuh dari sakit atau sedang sakit berat. "Jangan hanya karena anaknya tak nafsu makan atau tubuhnya kecil, lantas diberikan vitamin," tukasnya. Lebih baik, ayah atau ibu mencari tahu dulu, kenapa anaknya tak mau makan. Karena sakit atau jangan-jangan menunya yang kurang bervariasi sehingga anak bosan dan tak mau makan. Lagi pula, tambahnya, vitamin banyak terdapat di dalam makanan. Jadi, bila memang nutrisinya seimbang, si kecil tak harus diberikan vitamin.

Tubuh kecil, juga jangan selalu diartikan harus diberi tambahan vitamin. "Tanyakan dulu ke dokter, apakah itu karena penyakit. Kalaupun sakit, vitamin belum tentu bisa menyelesaikan masalah. Tergantung penyakitnya," tutur Waldi. Tubuh kecil, terangnya, bisa juga disebabkan cacingan atau TBC. "Nah, TBC dan cacingannya itu yang harus diobati!" tandasnya.

SOALNYA OBAT BEBAS

Ada dua jenis obat bebas, yakni obat bebas yang boleh terus diminum seperti vitamin dan bebas terbatas (digunakan terbatas karena mengandung beberapa zat yang tak boleh dimakan terus-menerus seperti obat batuk). Cara membedakannya bisa dilihat dari tanda lingkaran yang terdapat pada kemasan obat. Jika lingkarannya berwarna hijau dengan garis tepi hitam, berarti obat bebas yang boleh terus dimakan. Sedangkan obat bebas terbatas bertanda lingkaran biru dengan garis tepi hitam.

Untuk membeli obat bebas (meskipun bentuknya cuma vitamin) khusus bagi anak, disarankan pula agar memilih yang khusus anak (bukan yang bisa dikonsumsi anak dan dewasa sekaligus).