NOVA.id – Siapa sangka, dengan melakukan aktivitas rutin dapat membuat tubuh kita 30 tahun lebih muda.
Dikutip NOVA.id dari The New York Times, menurut sebuah studi pada orang berumur 70 tahun, otot dari laki-laki dan perempuan paruh baya yang berolahraga selama 10 tahun tidak bisa dibedakan dari mereka yang berumur 25 tahun dengan catatan dalam kondisi sehat.
Mereka punya memiliki kapasitas aerobik yang lebih tinggi dibanding orang seusianya.
Baca Juga : Podomoro Park Bandung, Kenyamanan Hunian dalam Kemewahan Resort
Studi menunjukkan secara biologis, mereka 30 tahun terlihat lebih muda dari usia mereka sebenarnya.
Kita semua bertambah tua setiap detik, yang mana menyebabkan banyak dari kita juga tertarik dengan apa yang dapat kita harapkan dari tubuh dan kesehatan di tahun berikutnya.
Dalam sebuah observasi sederhana, statistik menunjukkan bahwa banyak orang lanjut usia mengalami kerapuhan, penyakit, dan ketergantungan.
Baca Juga : Yuk, Rapikan Lemari agar Tak Pusing Pilih Pakaian di Pagi Hari
Tetapi sains belum bisa memastikan apakah dan sampai seberapa jauh kemunduran fisik itu bisa dihindari dengan melihat segi usia atau hasil dari gaya hidup modern kita.
Namun, yang menggembirakan adalah, aktivitas fisik dapat mengubah bagaimana cara kita menua.
Penelitian terbaru menemukan bahwa atlet yang lebih tua memiliki otot, otak, hati, dan sistem kekebalan tubuh lebih sehat dibanding dengan mereka yang memiliki usia sama namun tidak aktif.
Baca Juga : Bagikan Foto Roy Marten Peluk Gading, Tompi Tulis Pesan Menyentuh!
Tetapi banyak dari studi-studi ini telah memusatkan pada atlit kompetitif, bukan pada mereka yang berolahraga untuk kesenangan.
Jadi pada studi baru yang diterbitkan pada bulan Agustus dalam jurnal Applied Physiology, para peneliti di Ball State university di Muncie, Ind., memutuskan untuk melihat perempuan dan pria yang lebih tua.
Era itu, dibukukan sampai batas tertentu dengan berlalunya Title IX pada tahun 1972 dan penerbitan dari The Compkele Book of Running tahun 1977 memperkenalkan generasi pria dan permpuan muda ke aktivitas fisik untuk kesenangan seperti hobi.
Baca Juga : Tanggalkan Status Presiden Jomblo, Ini Dia Kandidat Pengganti Baim Wong!
Dr. Trappe mengatakan, beberapa dari mereka mempertahankan hobi itu hingga 50 atau lebih seperti berlari, bersepeda, berenang, atau berlatih fisik, bahkan jika mereka jarang atau tidak pernah melakukan kompetisi.
Sebagian besar dari mereka sekarang berumur 70 tahun.
Ditemukan, 28 dari mereka termasuk 7 perempuan yang masing-masing telah aktif secara fisik selama 5 dekade atau setara dengan 50 tahun terakhir.
Baca Juga : Ternyata Mbah Mijan Sudah Prediksikan Perceraian Gading -Gisel! Seperti Apa?
Mereka juga merekrut kelompok kedua dari orang-orang yang lebih tua yang cocok dengan usia tidak pernah berolahraga selama memasuki usia dewasa dan kelompok ketiga dari anak-anak muda yang aktif di usia 20-an.
Kelompok tersebut di bawa ke labolatorium untuk diuji kapasitas aerobiknya menggunakan sampel jaringan.
Selain itu juga mengukur jumlah kapiler dan tingkat enzim tertentu pada bagian otot.
Baca Juga : Wah, 5 Makanan Enak Ini Aman Dikonsumsi Penderita Diabetes, loh!
Peneliti berfokus pada sistem kardiovaskular dan otot-otot karena mereka diyakini akan menurun seiring dengan usia dan para ilmuwan berharap dapoat menemukan apa yang ditemukan oleh Dr. Trappe.
Tapi hasil tersebut tidak persis seperti apa yang ditemukan sebelumnya.
Sebaliknya, otot-otot dari latihan pada usia tua mirip dengan mereka yang muda dengan banyak kapiler dan enzim milik mereka dan jauh lebih dibanding otot lansia yang tidak aktif.
Baca Juga : Beda Tinggi Badan Paula Verhoeven-Baim Wong Jadi Sorotan, Nikahi Pria Lebih Pendek Ternyata Bawa Hoki!
Otot lansia yang aktif memang memiliki kapasitas aerobik yang lebih rendah dibanding dengan mereka yang muda, namun lebih tinggi dibanding dengan rekan mereka seumuran yang tidak aktif.
Namun penelitian ini adalah penelitian cross-sectional yang menyoroti satu momen dalam kehidupan orang-orang.(*)
Source | : | The New York Times |
Penulis | : | Yashinta Mulya Sari |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR