NOVA.id – Menyambut tahun 2020, banyak harapan dan pertanyaan yang datang.
Akan seperti apa, ya, tren 2020 nanti, khususnya tren di bidang fashion dan beauty?
Baca Juga: Tren Makeup 2020: Bersiaplah dengan Lipstik Velvet dan Alis Bushy
Nah, coba kita berkaca pada 2019 ini dulu.
Ada berapa banyak pakaian yang memenuhi lemari dan berapa banyak lipstik, blush on, atau eye shadow yang kamu beli dalam 3 bulan terakhir?
Jika jawabannya “cukup banyak” atau “banyak sekali”, tampaknya kita perlu mulai mengevaluasi kebiasaan selama ini agar bisa mengikuti tren fashion di tahun depan.
Lo, ada apa?
Baca Juga: Tren Makeup 2020: Bisnis Kosmetik Artis, Jual Nama atau Kualitas?
Tanpa kita sadari, kebiasaan kita mengoleksi pakaian atau belanja kosmetik memberi sumbangan serius bagi kerusakan lingkungan.
Ya, karena dari proses pembuatannya saja, pakaian dan kosmetik sudah menghasilkan limbah.
Lalu ini masih ditambah dengan limbah dari pakaian dan kosmetik tak terpakai yang semakin menggunung, akibat perilaku kita yang terlalu sering berbelanja.
Baca Juga: Tren Makeup 2020: Selamat Tinggal Matte dan Mari Sambut Cream Skin
Pertumbuhan industri fashion terus meningkat karena masyarakat semain sadar mengenai eksistensi fashion sebagai sebuah kebutuhan dan gaya hidup.
Data tahun 2015 mencatat bahwa pertumbuhan fashion secara global meningkat rata-rata sebesar 8 persen dari tahun sebelumnya.
Demi mengikuti tren, sebagian besar orang hobi berbelanja baju.
Baca Juga: 5 Tren Makeup Tahun 1990-an akan Hits Lagi di 2019, Ini Dia Pilihannya
Program diskon dari online shop plus kebutuhan untuk konten media sosial membuat permintaan akan pakaian semakin tinggi.
Ya, demi konten yang mumpuni, ada saja orang yang tak mau pakai baju yang sama kedua kalinya untuk diunggah di media sosial, bukan?
Buku Indonesia Trend Forecasting 2019/2020 juga menyinggung bahwa kemajuan teknologi memicu perkembangan di berbagai sektor industri, termasuk fashion.
Baca Juga: Keren! Tahun 2020 Bisa Tetap Tampil Gaya Tanpa Cemari Lingkungan
Lalu muncullah istilah fast fashion, sebutan untuk pakaian yang diproduksi dengan cepat (demi mengikuti tren), dengan harga murah, juga sering kali tidak memerhatikan kualitas produk dan bahkan upah bagi para pekerjanya.
Tapi tahukah kita, bahwa perilaku ini sangat tidak ramah lingkungan?
Data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukkan jika industri mode merupakan pengguna air terbesar di dunia.
Baca Juga: Kembali Ramaikan JFW 2019, Wardah Luncurkan 6 Inspirasi Tren Makeup
Selain itu, sekitar 20 persen air limbah secara global juga jadi hasil pembuangan industri fashion.
Bahkan, industri mode melepaskan setengah juta ton serat mikro sintetis ke laut setiap tahunnya.
Hal ini menjadikan limbah fashion menjadi limbah terbesar kedua setelah industri miyak dan gas.
Baca Juga: Bikin Beda JFW 2020, Tinkerlust Hadirkan Parade Busana Upcycling
Riset ini digarap oleh beberapa desainer Tanah Air dan mengembangkan gerakan slow fashion sebagai antitesis dari keberadaan fast fashion.
Bahkan, slow fashion menjadi tema pada Indonesia Fashion Week, Maret 2019 lalu, dan juga salah satu fokus dalam pagelaran Jakarta Fashion Week 2020 yang baru saja berakhir.
Mengangkat slow fashion tentu bukan sekadar konsep instan, melainkan diracik untuk menanggulangi ancaman dengan adanya perubahan tren gaya hidup dalam balutan yang tetap stylish tanpa mengorbankan lingkungan.
Baca Juga: Mengenal Slow Fashion, Cara Kekinian untuk Kurangi Limbah Fashion
Sebenarnya, bagaimana penerapan slow fashion?
“Slow fashion itu baju-baju yang diproses dengan benar. Dengan benar dalam artian kualitasnya harus bagus sehingga lebih awet serta ada cerita di belakang baju itu yang lebih bermakna, menyejahterakan karyawan, dan tidak membahayakan lingkungan.
Slow fashion diharapkan bisa menyelesaikan problematika yang ada di masyarakat. Namun, juga tidak boleh merugikan perusahaan,” jelas Ali Charisma, National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC).
Baca Juga: Sedang Digandrungi Banyak Orang, Ini Asal-usul Jeans Sobek yang Jadi Tren Fashion
Maka itu, slow fashion juga erat kaitannya dengan keberadaan dan perkembangan brand-brand lokal.
Menurut Ali, dalam slow fashion itu diharapkan kita juga tidak gila belanja.
“Walaupun jarang belanja, tapi sekali belanja yang benar, maka lebih menguntungkan. Biasanya beli baju sepuluh kali, sekarang beli lima kali tapi ke brand lokal maka sudah sangat mendukung slow fashion ini,” lanjutnya.
Baca Juga: Inspirasi Tren Busana Pria di Plaza Indonesia Men's Fashion Week dari Lenzing Group dan Ease Brand
Well, dari konsep ini, setidaknya ada tiga padanan fashion yang dipengaruhi, yakni bahan, warna, dan teknik pembuatan seperti teknik upcycling (daur ulang) yang mulai gencar dan marak diminati.
Nah, sejalan dengan industri fashion, dunia beauty pun mengalami hal yang sama.
Ya, bagaimana tidak, coba lihat meja rias kita, ada berapa banyak lipstik di sana?
Baca Juga: Tren Kecantikan: Masker Sperma Ampuh untuk Membuat Kulit Bercahaya, Apa Pendapat Ahli?
Unsur coba-coba, diskon online shop, dan bahkan—mungkin—pengaruh influencer membuat kita berlaku konsumtif dan boros dalam penggunaan makeup dan skin care.
Berapa yang sering kita pakai?
Atau bahkan mungkin ada makeup dan skin care yang sudah kedaluwarsa karena jarang kita pakai?
Baca Juga: Mengaku Selalu Cuek untuk Urusan Fashion, Yuki Kato: Enggak Pernah Ada Gaya Tertentu
Ujungnya, pasti jadi limbah, bukan?
Untuk alasan inilah, dunia kecantikan di tahun depan juga akan lebih peduli pada lingkungan. Salah satunya dengan menerapkan konsep praktis dan multifungsi.
Contohnya, dengan makin diusungnya makeup one for all yang praktis untuk menekan limbah mikroplastik yang dihasilkan oleh produk kecantikan.
Selain itu, penggunaan bahan pun semakin less chemical dan beralih pada bahan natural seperti ekstrak oil dari kelapa.
“Sudah mulai ngetren dan akan tetap terus ngetren multifungsi produk. Makeup natural juga menjadi tren di 2020. Jadi, itu kan enviromental friendly.
Enggak cuma produknya sendiri tapi isinya juga yang sudah mulai dikurangi bahan kimianya,” ujar Archangela Chelsea, makeup artist profesional, yang sering mendandani Agnez Mo.
Baca Juga: Black Friday! Ini Daftar Promo Fashion yang Berikan Diskon dari 20 hingga 90 persen
Nah, soal look makeup, tampilan natural dengan kesan cream skin akan diminati di tahun depan.
Meski begitu, ada dua aliran natural makeup yang akan ngetren, lho.
Penasaran?
Nah, supaya lebih jelas, simak bocoran lebih rinci soal tren 2020 soal fashion dan beauty hanya di NOVA.id, ya!(*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR