NOVA.id - Di masa pandemi ini kewaspadaan terhadap kesehatan terus meningkat.
Termasuk urusan makanan, yang tadinya suka jajan sembarangan, sekarang sudah jarang.
Habis, mau beli makanan matang untuk makan sehari-hari, kok, jadi ragu-ragu.
Baca Juga: New Normal, Saatnya Berdamai dengan Rutinitas Baru Pasca Pandemi
Takut makanannya enggak bersih, takut yang masak enggak pakai sarung tangan, enggak pakai masker, enggak mencuci tangan sebelum mengolah makanan, ngeri, kan?
Tapi mau masak sendiri juga, kok repot, ya, enggak ada waktu, malas, atau memang enggak bisa dan enggak terbiasa masak.
Akhirnya pilihannya ya mengandalkan frozen food atau makanan jadi yang tinggal dihangatkan atau dimasak di rumah.
Baca Juga: Rutin Konsultasi Lewal Video Call dengan Dokter Jadi Bagian New Normal
Enggak perlu repot mengupas bawang atau mengulek cabai, karena makanan sudah dibumbui.
Dan enggak perlu khawatir soal kebersihan, karena kita panaskan atau masak sendiri.
Sejak diberlakukan PSBB di berbagai wilayah di Indonesia, jenis makanan ini jadi primadona karena bisa disimpan lama.
Baca Juga: Kreasi Sehat Frozen Food Rumahan dengan Dimsum Lezat Buatan Sendiri
Bahkan, bisa menolong kita yang ingin selalu masak di rumah, namun tetap memberikan menu yang bervariasi untuk keluarga.
Melihat peluang ini, banyak restoran yang akhirnya memindahkan “restoran”-nya ke “rumah” dengan menghadirkan menu frozen food yang tak kalah lezat dengan yang disajikan di restorannya.
Hoka Hoka Bento dan Es Teller 77, contohnya.Namun, menyoal gizi, makanan beku ini.
Tapi, aman enggak, ya, untuk dikonsumsi?
Bisa saja, selama bahannya alami, seperti masakan rumahan yang dibekukan dan distok untuk beberapa hari ke depan.
“Frozen food sebenarnya masih boleh kita konsumsi. Asalkan di dalam frozen food tersebut benar-benar tidak ada bahan-bahan lain yang digunakan untuk mengawetkan makanan tersebut,” ucap dr. Diana F. Suganda, M.Kes, SpGK, Spesialis Gizi Klinik saat berbincang dengan NOVA.
Baca Juga: Kembali Buka Saat New Normal, Ini 6 Tips Makan di Restoran dari BPOM
Tapi, enggak semua frozen food baik untuk dikonsumsi lho, ya.
Makanan kemasan yang dibekukan seperti nugget atau sosis, justru tak boleh kita konsumsi setiap hari.
Sebab makanan tersebut sering kali mengandung banyak unsur kimia seperti sodium atau natrium di dalamnya, meskipun tak bisa dipukul rata.
Padahal setiap harinya, tubuh kita hanya boleh mengonsumsi natrium tidak lebih dari 2.300 miligram.
Jika kelebihan?
Tekanan darah tinggi, penyakit jantung, hingga stroke siap datang menghampiri.
Dokter Diana bilang, “Idealnya saya anjurkan untuk frozen food ini tidak setiap hari dikonsumsi,mungkin seminggu sekali.”
Bahkan sebuah penelitian menyimpulkan bahwa makanan beku seperti daging khususnya, dapat menyebabkan kanker pankreas.
Sosis beku juga dinilai bisa meningkatkan 65 persen risiko terpapar kanker.
Lantas, jika demikian, masih adakah kandungan gizi di dalam frozen food tersebut?
“Kalau untuk kandungan gizinya, sebenarnya kan dia makanan matang biasa yang hanya dibekukan. Tapi pada saat kita panaskan dan dipanaskan berulang kali memang biasanya kadar proteinnya akan lebih berkurang,” ucapnya.
Sedangkan, untuk menetralisir hal tersebut, dr. Diana menyarankan agar melengkapi olahan frozen food kita dengan sayuran segar.
Misalkan dengan mencampurkan wortel, toge, hingga buncis saat mengolahnya kembali.
Dengan begitu makanan yang disajikan bisa lebih bervariasi.
Selain itu, jangan anggap remeh proses pencairan frozen food juga ya.
Baca Juga: Jadi The New Normal, Ini Cara Adaptasi dengan Kondisi Setelah Pandemi
Kalau salah, bisa-bisa bukan makanan lezat yang kita nikmati tapi makanan yang dipenuhi bakteri.
Enggak mau, kan?
Sehingga proses pencairan menjadi elemen terpenting dari olahan makanan beku.
Baca Juga: Frozen Food Jadi Incaran di Masa Pandemi? Perhatikan 6 Hal Ini agar Tak Jadi Bumerang Bagi Tubuh
Kalau kita terbiasa merendam olahan makanan ini dengan air panas, segera tinggalkan!
Sebab, nantinya makanan tersebut akan mencair secara tidak merata.
Atau, kita malah terbiasa mendiamkan frozen food di suhu ruangan selama berjam-jam agar mencair dengan sendirinya?
Jangan dilakukan lagi, ya.
“Bakteri yang sebelumnya ikut beku, di suhu ruangan dia akan berkembang semakin banyak. Sehingga menyebabkan makanan beku cepat berubah rasa dan basi sebelum diolah,” tuturnya.
Mulai sekarang, yuk biasakan mencairkan frozen food dengan cara memindahkannya terlebih dahulu dari freezer ke rak khusus dalam kulkas hingga proses percairan selesai.
Proses pencairan daging, misalnya.
Proses pencairannya bisa memakan waktu semalaman sebelum bisa diolah dengan benar.
Atau untuk makanan kemasan bisa direndam air dingin.
Air rendaman juga wajib diganti setiap 30 menit sekali, hingga makanan kemasan benar-benar mencair sempurna.
Apakah mengonsumsi frozen food ini bakal jadi kebiasaan baru kita?
“Jika dilihat dari kondisinya, setelah pandemi ini selesai atau next berapa bulan post-pandemic pun sepertinya tren ini bisa akan berlangsung. Apalagi dimudahkan dengan banyaknya pengantaran, atau kita dimudahkan dengan transportasi online,” pungkas dr. Diana.
(*)
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Siti Sarah Nurhayati |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR