Reynitta: Yang aku sering temui di poli psikologi itu biasanya toxic positivity berhubungan dengan kecemasan.
Kecemasan itu kalau penyakit fisik larinya ke gerd atau asam lambung, sesak napas, migrain, sakit perut misalnya diare.
Kalau mental, tergantung diri kita, bisa jadi sampai mental breakdown.
Baca Juga: Body Shaming: Serangannya Perlahan Namun Bisa Sangat Mematikan
Bagaimana cara agar kita terhindar dari toxic positivity?
Floranita: Alangkah lebih baik menerima diri sendiri dengan diimbangi kesadaran untuk menjadi versi terbaik diri kita.
Nah, ini bisa didapatkan setelah kita menerapkan konsep body positivity yang benar, bukan yang salah kaprah itu.
Reynitta: Fokus pada hal-hal yang membuat kita merasa lebih baik tentang tubuh yang kita miliki sekarang.
Baca Juga: Self-Acceptance by #88LoveLife Ungkap Sisi Lain Diana Rikasari
View this post on Instagram
Penulis | : | Siti Sarah Nurhayati |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR