Takut dengan Peran Baru
Di sini, ayah mungkin khawatir dan bertanya-tanya, apakah ia akan menjadi ayah yang baik atau tidak?
Apalagi jika pasangan kita punya kenangan buruk di masa kecil terkait sosok ayah, atau ia ingin menjadi orangtua yang berbeda untuk anak Anda nantinya.
Selain ketiga hal yang dikhawatirkan sosok ayah baru di atas, sebuah riset telah mengamati 5.000 keluarga terkait sindrom baby blues ini.
Dari 5.000 orang, 10 persen ayah baru dinyatakan punya tingkat baby blues yang lebih tinggi daripada sindrom postpartum lainnya.
Baca Juga: Helicopter Parenting, Sudah Berkeluarga Masih Diatur Orangtua
Penemuan penting ini wajib diketahui bagi para orang tua baru. Mengapa demikian? Bukankah ini wajar? Ya, memang wajar, tapi ada dampak besar yang harus segera ditangani oleh ahli.
Tentu saja kita tidak bisa mengabaikan sindrom baby blues ini begitu saja. Sindrom ini bisa memengaruhi kebahagiaan dan keharmonisan keluarga baru.
Lalu, ayah juga tidak bisa menikmati perannya dengan si bayi yang baru lahir. Jelas, kalau hal ini dibiarkan terlalu lama, bisa menjadi postpartum syndrome yang lebih berbahaya dampaknya.
Mengatasi Baby Blues pada Ayah
1. Berikan pengertian satu sama lain
Bila suami kita mengalami sindrom baby blues seperti ini, penting untuk mengidentifikasinya terlebih dahulu.
Coba mulai atasi masalah dengan bicara dari hati ke hati. Dengarkan pasangan kita dengan penuh empati untuk mengetahui titik cemas dan takut pasangan kita.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR