NOVA.id - Masyarakat usia dewasa dan lansia sudah bisa mendapatkan vaksin booster atau vaksin dosis ketiga.
Sejauh ini ada 5 jenis vaksin booster yang sudah mendapat izin dari BPOM.
Jenis vaksin booster tersebut adalah CoronaVac/Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax.
Sebelum memilih vaksin booster, penting untuk memperhatikan pengkategorian jenis vaksin sebagai homolog, heterolog, atau bisa keduanya.
Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Alexander Ginting menjelaskan mengenai mekanisme pemilihan vaksin booster.
1. Vaksin homolog
Homolog sendiri berarti jenis vaksin primer atau vaksin dosis lengkap di awal sama dengan jenis vaksin booster, "Homolog itu vaksin 1 dan vaksin 2 sejenis. Misalnya Sinovac, Sinovac, dan boosternya Sinovac (CoronaVac)," ujar Alex.
Adapun jenis vaksin yang termasuk homolog yakni Sinovac, Moderna, dan Pzifer.
2. Vaksin heterolog
Baca Juga: Sertifikat Vaksin Covid-19 Disesuaikan Standar Internasional, Ini Cara Mendapatkannya
Sedangkan, untuk kategori heterolog yakni vaksin 1 dan vaksin 2 sejenis, tetapi boosternya bisa berbeda jenis vaksin.
"Heterolog itu contohnya Sinovac, Sinovac, dan boosternya Moderna," lanjut dia.
Alex menambahkan, untuk mereka yang berusia di atas 18 tahun menggunakan booster heterolog.
Selain itu, vaksinasi booster ini diperuntukkan untuk usia 18 tahun ke atas dan minimal 6 bulan setelah dapatkan vaksin primer dosis lengkap.
Besaran dosis yang diterima akan disesuaikan dengan rekomendasi yang sudah diberikan Badan POM.
Booster penerima vaksin Sinovac
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, mereka yang sudah menerima vaksin Sinovac lengkap, maka bisa menggunakan setengah dosis booster AstraZeneca atau setengah dosis Pfizer.
Booster penerima vaksin AstraZeneca
Sementara bagi mereka yang sudah menerima vaksin AstraZeneca lengkap, maka bisa menggunakan booster setengah dosis Moderna.
Baca Juga: Diyakini Aman, Pfizer Uji Coba Vaksin untuk Anak Usia di Bawah 5 Tahun
Dilansir dari situs resmi BPOM, dijelaskan mengenai mekanisme pemberian vaksin booster, sebagai berikut:
1. Sinovac
- Vaksin booster diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan vaksinasi lengkap
- Diberikan pada usia 18 tahun ke atas
- Peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 21-35 kali setelah 28 hari pemberian booster/dosis lanjutan pada subjek dewasa.
2. Pfizer
- Vaksin booster 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap
- Diberikan pada usia 18 tahun ke atas,
- Peningkatan nilai titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan pemberian booster/dosis lanjutan dibandingkan 28 hari setelah vaksinasi primer sebesar 3,29 kali.
Baca Juga: KIPI Vaksin Anak Bisa Terjadi, Orangtua Wajib Lakukan Hal Ini
View this post on Instagram
3. AstraZeneca
- Vaksin booster dapat diberikan 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi lengkap dan diberikan pada usia 18 tahun ke atas,
- Peningkatan nilai titer antibodi IgG dari 1792 menjadi 3746.
4. Moderna
- Vaksin booster diberikan setengah dosis setelah 6 bulan dosis lengkap dan diberikan pada usia 18 tahun ke atas.
- Kenaikan respons imun antibodi netralisasi sebesar 12,99 kali setelah pemberian dosis booster homolog vaksin Moderna.
5. Zifivax
- Vaksin booster diberikan 1 dosis setelah 6 bulan dosis lengkap vaksinasi primer (Sinovac atau Sinopharm) dan diberikan untuk usia 18 tahun ke atas
- Peningkatan titer antibodi netralisasi lebih dari 30 kali pada subjek yang telah mendapatkan dosis primer Sinovac atau Sinopharm.
Baca Juga: Mengenal Nocebo, Efek Samping Vaksin Covid-19 yang Lahir dari Sugesti
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Panduan Lengkap Memilih Vaksin Booster, Jangan Sampai Keliru
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ratih |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR