Begini deh simpelnya, coba bandingkan diri dan permasalahan Anda seperti mekanisme barang jualan Anda.
Anda adalah “Distributor Utama”
Coba bayangkan bahwa distributor utamanya adalah diri Anda.
W itu cuma toko retail pembeli produk Anda. Anak buah Anda yang bawel dan resek itu, kan, ibaratnya cuma dealer Anda.
Lingkungan Anda, ya para pembeli dan pemilik toko yang jadi mitra Anda.
Sebagai distributor utama, jangan tanggalkan posisi ini lalu Anda merasa Andalah subkontraktor, atau supliernya, atau malah ujung dari mata rantai bisnis Anda, yaitu konsumen.
Artinya apa? Yang paling utama perlu dikelola adalah diri dan hati Anda.
Karena, cara Anda mempersepsikan apa yang terjadi di sekeliling Anda akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana suasana hati Anda saat itu, apa emosi yang dominan menguasai diri Anda, bagaimana cara pandang Anda terhadap diri sendiri.
Sebagai “mitra dagang” Anda, W pasti bingung juga, lho. Anda ini sebenarnya punya produk apa, sih, yang ditawarkan?
W, kan, butuh membuat keputusan, apakah ia akan menaruh produk Anda di rak depan yang strategis? Apakah barang jualan andalan Anda memang ia butuhkan?
Belajar Membuka Diri
Baca Juga: Konsultasi Psikologi: Anakku Malu dengan Ayahnya yang Tidak Keren
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Penulis | : | Made Mardiani Kardha |
Editor | : | Made Mardiani Kardha |
KOMENTAR