Mengajak bicara tentang topik yang ringan saja, memulai inisiatif untuk berhubungan intim, banyak memberi dia apresiasi agar ia merasa lebih diperhatikan oleh Anda.
Kalau ia naik ke tempat tidur setelah mandi di malam hari, katakana saja dengan riang..
”Wah, wangi baunya lho, sudah segar, Bang?”
Tawarkan untuk memijat bahunya, hal-hal serupa ini mudah-mudahan bisa menyentuh hati dan relung cinta yang ada dalam dirinya.
Ketika Anda hadir di hadapannya, terlihat, lalu terdengar karena mengajak bicara, terasa di kulitnya—karena Anda menyentuhnya—insyaallah lebih banyak indranya yang terstimulasi.
Dan kali ini, konkret, bukan di dunia maya saja.
Saat Anda berhasil menarik lagi suami dari dunia pornonya, tambahkan terus upaya sambil meyakinkan diri bahwa Anda mampu kok membuat suami menoleh kembali ke Anda.
Bahwa daya tarik Anda tidak berkurang.
Belakangan ini cuma teralihkan saja.
Akan lebih baik lagi kalau Anda mau mencoba menghilangkan komentar kata-kata maupun ekspresi wajah dan bahasa tubuh negatif terhadap suami, di saat Anda sedang membantunya keluar dari masalah ini.
Benar, Anda harus yakinkan diri bahwa yang sedang Anda lakukan adalah membantu suami, sehingga jangan cepat- cepat jengkel, marah, dan tersinggung kalau belum memperoleh respon yang Anda harapkan, ya.
Buat dia merasa nyaman bersama Anda.
Ketika Anda beredar terus di dekatnya, kesempatan untuk mengintip gawai akan berkurang, bukan?
Mudah-mudahan Anda teguh dalam niat untuk meraih kembali kebahagiaan rumah tangga Anda.
Dua tahun masih sangat singkat untuk membuat Anda putus asa, apalagi putus cinta.
Kalau sudah mengupayakan semua ini dan tak ada perubahan sedikit pun, bukan ajak, tetapi paksa dia ke psikolog, ya.
Karena kalau terlalu berlarut-larut, akan buruk akhirnya.
Salam hangat. (*)
Penulis | : | Rieny Hassan |
Editor | : | Maria Ermilinda Hayon |
KOMENTAR