TabloidNova.com - Data dari survei Harris Interactive pada tahun 2011 menunjukkan bahwa 8 dari 10 pria dan 7 dari 10 perempuan di Indonesia meyakini jika masalah kerasnya ereksi penis bagi kualitas hubungan seksual sangat penting.
Selain itu, kemampuan untuk mempertahankan kondisi ereksi selama hubungan seksual merupakan faktor yang sangat krusial demi mendapatkan pengalaman seksual yang optimal.
Kajian ini didasarkan pada pemahaman kalau tingkat kepuasan seksual masing-masing pasangan merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas hidup dan hubungan pernikahan.
Kepuasan seksual pasangan sangat berhubungan erat dengan masalah kekerasan ereksi organ vital pria, yang mana bila tidak dapat ereksi dengan baik maka secara pasti akan memengaruhi kemampuan mencapai orgamse atau sensasi erotik yang menyenangkan.
Uniknya, sebagian pasangan justru masih tidak sadar bahwa masalah disfungsi ereksi pria sepatutnya mendapat penanganan yang tepat dari dokter ahli.
"Disfungsi ereksi atau ketidakmampuan dalam mencapai atau mempertahankan ereksi yang optimal saat bercinta adalah persoalan sangat penting untuk kehidupan seksual. Padahal, jika dikonsultasikan kepada ahli, disfungsi ereksi bisa segera diatasi," ujar dr. Heru H. Oentoeng, M.Repro, Sp.And, FIAS , FECSM di acara diskusi 'Papa Keras, Mama Puas, Hidup Berkualitas!" yang diadakan oleh Pfizer, di Ocha Bella-Morissey Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (27/5).
Lebih lanjut, data survei Harris Interactive juga menunjukkan bahwa 59 persen pria dengan ereksi sub-optimal merasa kalau penanganan dengan mengonsumsi obat farmasi bisa meningkatkan kekerasan ereksi dan membuat diri dan pasangannya menikmati kegiatan seks.
Begitu pula yang dikatakan oleh dr. Heru di sela-sela acara diskusi. Menurutnya, terapi disfungsi ereksi dapat diatasi dengan obat-obatan yang dikenal dengan PDE5 inhibitor (phosphhodiesterase type 5 inhibitor).
Singkatnya, ini merupakan evolusi pengobatan masalah seksual. Hanya dengan mengonsumsinya secara perlahan, masalah disfungsi ereksi bisa terselesaikan.
"Perlu diperhatikan ialah penggunaan obat DE harus di bawah pengawasan dokter ahli, tidak sembarangan," tutup dr. Heru.
Ridho Nugroho
FOTO: Inlifehealthcare
KOMENTAR