Masalah yang mendasar, kata Yati, adalah karena "kerja" bagi sebagian besar pria Indonesia masih dianggap sebagai konsep diri yang dihubungkan dengan "adanya dia". "Kalau dia tidak kerja, seakan-akan dia tak ada." Hal ini sangat erat kaitannya dengan bagaimana si pria dibesarkan. "Lihat saja di buku pelajaran SD. Di situ selalu ditulis, 'Ayah pergi ke kantor, Ibu memasak di dapur'. Nah, hal ini tertanam terus di benak anak- anak, hingga tak bisa disalahkan bila timbul konsep diri demikian," tutur Yati.
KOMENTAR