Acara sepedaan bertajuk Kerlap-Kerlip Ngiring Temanten itu untuk menyemarakkan Hari Ulang tahun kelahiran Kota Yogyakarta yang ke-255. Malam itu Jeng Reni mengenakan setelan blus dan celana warna kuning menyala, yang dipadu dengan lurik warna senada. Busana yang terlihat masih gres itu kembaran dengan yang dikenakan calon suaminya. Bedanya, sang caon suami mengenakan celana panjang warna cokelat.
Dengan mengenakan helm, keduanya lalu mengayuh sepeda tandem yang sudah dihias dengan tiga bounqet bunga krisan. Keduanya tampak berwajah cerah saat mengayuh sepeda dengan ratusan warga Yogya. Agaknya, Jeng Reni memang konsisten dengan ucapannya bahwa prosesi pernikahannya ingin dinikmati oleh masyarakat Yogyakarta. Namun, meski acara Kerlap-Kerlip Ngiring Temanten itu bukan bagian dari prosesi pernikahannya, ia pun mau bergabung dengan komunitas sepeda yang ingin turut mahargya (menyambut) hari bahagianya yang akanberlangsung 18 Oktober 2011.
Hari lahir Kota Yogyakarta yang jatuh Jumat (7/10) disemarakkan dengan berbagai even. Selain acara formal upacara di Balaikota Kota Yogyakarta, juga ada sejumlah acara budaya, pameran hasil seni kerajinan termasuk batik, seperti Batik motif khas Puro Pakualaman di Komplek Puro Pakualaman. Para pelajar dan guru pada hari ini juga mengenakan surjan dan pakaian adat Yogya lainnya. Yogya memang beda dan istimewa.
Rini Sulistyati
KOMENTAR