Kata Daisy, sebenarnya Liha masih ada hubungan keluarga. "Saya ingat, kok, lulus SMP di Ujung Pandang, keluarga Liha menitipkannya pada saya. Tidak ada penjanjian atau kontrak apa pun dengan dia maupun keluarganya."
Liha, masih kata Daisy, "Tidak pernah diperlakukan seperti pembantu. Kami ajak dia pergi liburan dan jalan-jalan. Dia pun sering memakai baju-baju dan kacamata saya."
Kesan baik pada Shaliha, lanjut Daisy, buyar di Maret 2007, saat Daisy yang baru kembali ke Perancis setelah enam bulan pulang ke Indonesia, mendapati Liha dan sang suami, Reiner Pinot Noack, sedang bermesraan di rumahnya. "Pemerkosaan apa? Kalau keduanya mau sama mau, kan, bukan diperkosa namanya?" tuturnya geram.
Di situ, lanjutnya, ia baru sadar, selama dia di Indonesia, Reiner Pinot dan Liha berselingkuh. Sesuatu yang tidak pernah dipikirkan Daisy akan dilakukan oleh Liha yang sudah dianggapnya seperti anak sendiri. "Hati saya hancur."
Karena merasa bersalah dan malu pada dirinya sendiri sebab sudah mengkhianati Daisy, Liha lalu meninggalkan rumah Daisy. Sebelum pergi, Liha habis memotong rambutnya dan meninggalkan surat permintaan maaf. Di dalam surat itu, Liha berpesan agar Daisy tak mencarinya dan mengatakan pada keluarganya di Indonesia bahwa dirinya sudah meninggal.
Tanpa diduga, April 2007, sebuah surat panggilan dari Pengadilan Negeri Grasse, Perancis datang. Disebutkan, Shaliha menuntut Daisy dan Reiner atas tindakan penganiyaan, perbudakan, dan pemerkosaan. Liha juga menuntut uang sebanyak EUR30 ribu sebagai ganti rugi.
Ajeng
KOMENTAR