Nova.ID - Bagi hampir seluruh ibu di belahan dunia manapun pasti akan bersedih ketika mengetahui buah hatinya sakit, meskipun itu hanya flu.
Contohnya yang terjadi pada Taylor (27), seorang ibu muda asal Texas, Amerika Serikat yang menderita selama hampir tiga tahun lamanya akibat sakit yang diderita sang putri, Evie Mueller (3).
Dilansir dari Daily Mail, gadis kecil itu tak pernah menunjukkan gejala penyakit apapun semenjak ia dilahirkan. Namun peristiwa mengejutkan terjadi pada Maret 2015 lalu, ketika Taylor menemukan sebuah benjolan pada perut putri cantiknya itu.
Sempat dinyatakan tidak ada masalah oleh seorang perawat, insting seorang ibu yang melekat pada dirinya membuatnya mengambil keputusan untuk membawa Evie ke IGD di Cedar Falls, Iowa.
Mengejutkan! Dokter yang memeriksanya mengatakan Evie terkena hepatoblastoma stadium 4. Hepatoblastoma adalah tumor kanker yang sangat langka yang dimulai di hati. Penyakit ini umumnya menyerang anak diusia 0-3 tahun.
Diperlukan beberapa kali kemoterapi untuk mematikan penyebaran virus hingga ke bagian tubuh lainnya. Sempat dinyatakan sembuh usai menjalankan enam kali kemoterapi. Tahun ini Evie harus kembali ke rumah sakit lantaran perutnya kembali membesar, bahkan lebih besar dari sebelumnya.
"Dia (Evie) anak yang biasa, kami baru saja kembali dari berlibur ke Florida dan semuanya baik-baik saja. Tapi saat aku merasakan benjolan itu, aku tahu ada yang tidak beres. Ini sangat mengerikan, dia telah melewati begitu banyak," ujar Taylor kepada Dailymail.com.
Adapun gejala pada penyakit ini seperti, perut membengkak, sakit perut yang hebat, sakit pada punggung, kulit gatal, mata dan kulit berwarna kuning, bibir pucat, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, dan mual.
Biasanya penyakit ini bahkan muncul setelah bayi lahir dan baru bisa dideteksi ketika bayi memasuki usia dua hingga tiga tahun, lantaran tumor tersebut biasa bersembunyi di bawah tulang rusuk.
Jika sudah dalam kondisi yang sangat buruk, biasanya akan dilakukan operasi pengangkatan tumor dan dilanjutkan dengan kemoterapi kembali.
Seperti yang Evie lalui, Taylor harus merelakan putri cantiknya berurusan dengan tajamnya pisau operasi demi mengangkat benjolan dalam tubuh kecil putrinya.
Pasca operasi, para dokter tercengang melihat kemajuannya. Mereka mengatakan bahwa tumor itu benar-benar hilang, dan Evie dinyatakan sembuh pada bulan Oktober 2016.
Taylor pun berbahagia, namun kebahagian itu seakan diuji lagi lantaran hasil tes darah putrinya pada Februari 2017 kemarin menunjukkan tingginya kadar AFP, yang merujuk pada kanker hati.
"Mengerikan sekali ... sangat mengerikan," kata Taylor.
Bayangkan, betapa bergejolaknya Taylor hanya duduk diam menunggu hingga kanker tersebut tumbuh dan menggerogoti tubuh putrinya.
Rabu (28/6), kanker itu berubah jadi ganas dan semakin membesar, sehingga dokter memutuskan untuk melakukan transplantasi hati pada Evie.
"Saya hanya menangis, saya tidak tahu harus berbuat apa. Evie tidak begitu mengerti, dia menatapku dan berkata, 'Ibu jangan menangis'," katanya.
Hingga akhirnya Evie lagi-lagi berhasil melewati operasi di rumah sakit milik University of Nebraska Medical School.
Begitu Evie keluar, Taylor berkata, dia terlihat lebih baik. "Saya tercengang! Dia tampak luar biasa, dia nampak baik ... jauh lebih sehat, " seru Taylor.
Evie pun memperlihatkan perkembangan yang sangat signifikan, bahkan hasil tes menunjukkan tubuhnya mampu menerima organ baru tersebut.
"Saya sangat bersyukur, saya tidak percaya semua ini mungkin terjadi. Sekarang kami hanya menikmati waktu demi waktu dan Evie begitu kuat. Aku tidak percaya," tutupnya.
KOMENTAR