NOVA.id - Jamaah haji harus mewaspadai gangguan kesehatan seperti panas dalam dan dehidrasi, apalagi diperkirakan udara kering dan panas akan berlangsung selama Agustus hingga Oktober 2017.
Dokter spesialis penyakit dalam Surahman Muin menjelaskan, panas dalam merupakan salah satu petunjuk terjadinya dehidrasi atau tubuh kekurangan cairan sehingga perlu minum air.
"Gejala utama kondisi ini adalah haus, merasa panas tapi bila orang lain pegang permukaan tubuh tidak terasa panas, serta urine yang berwarna kuning pekat," katanya dalam siaran pers seperti yang dilansir dari Kompas.com.
(Baca juga : Bahaya! Kosmetik Palsu Beredar di Pasaran, Perhatikan Hal Ini)
Panas dalam sebenarnya adalah perasaan panas di dalam tubuh, terutama pada sistem pencernaan, tetapi pada pemeriksaan suhu tubuh tidak lebih dari 37,5 derajat Celsius.
Keadaan panas dalam ini bisa diperparah akibat terpapar panas matahari yang berlebihan sehingga berisiko menurunnya daya tahan tubuh.
Sistem imun yang lemah menyebabkan tubuh lebih mudah terserang penyakit, misalnya saja gangguan pernapasan, bronkhitis, hingga radang paru.
Daya tahan tubuh yang rendah juga dapat memicu kemerahan pada mata, heat stroke atau sengatan panas, serta kulit kaki menjadi pecah-pecah dan kering.
Maka dari itu, saat menghadapi cuaca panas, Surahman menyarankan para jamaah haji untuk memakai masker yang selalu dibasahi.
(Baca juga : Ucapkan Selamat Tinggal pada '4 Sehat 5 Sempurna', Ini Dia Konsep Gizi Seimbang yang Baru di Era Modern)
Surahman memberikan tips untuk menjaga kondisi kesehatan selama menunaikan ibadah haji.
Mengonsumsi air yang cukup adalah salah satu cara agar kita terhindar dari dehidrasi.
Penulis | : | Dionysia Mayang |
Editor | : | nova.id |
KOMENTAR