Tak salah juga, toh demi namanya “aktualisasi diri”, juga mengamalkan ilmu demi “kesejahteraan banyak orang”, banyak dari kita berperan juga sebagai karyawan, bahkan pengusaha.
Baca juga:Ini Potret Tower di Arab Saudi yang Akan Jadi Pencakar Langit Tertinggi di Dunia
Jika sudah begini, disadari atau tidak, multitasking seolah menjadi keharusan bagi banyak perempuan.
Padahal, multitasking kerap disebut tidak “sehat”.
Apalagi multitasking pun dikaitkan dengan kegiatan perempuan bermedsos.
Sebuah penelitian dari perusahaan digital comScore menemukan bahwa persentasi wanita dalam menggunakan media sosial lebih tinggi daripada pria, yaitu 76% pada wanita dan 70% pada pria.
Lalu, berapa jumlah waktu yang dihabiskan seseorang perempuan untuk bermedia sosial?
Tak perlu cari tahu hasil penelitian, temukan saja jawabannya pada diri kita sendiri.
Termasuk, kita pun tahu— lantaran kecanduan medsos—bukan hanya mengganggu konsentrasi bekerja, tapi juga istirahat kita.
Tapi, kan, bermedsos bagian dari multitasking juga, kilah sebagian kita?
Baca juga: Hadir di Royal Ascot Bersama Sang Suami, Penampilan Meghan Markle Mirip dengan Kate Middleton
Tentu tidak, karena tanpa aktif bermedsos pun, beban otak kita sesungguhnya sudah berat begitu kita multitasking.
Sehingga begitu kita mudah stres, cepat lelah, merasa tidak bahagia, kesepian, bahkan depresi—jangan-jangan lantaran efek dari multitasking?
Mungkin saja begitu lantaran otak manusia memang tidak dirancang untuk melakukan
seabrek hal sekaligus.
Jadi, kalau satu saat Wonder Woman menang berantem sama Superman, bukan berarti karena dia lebih hebat.
Melainkan, karena Superman hanya bisa fokus pada kecantikan kita.(*)
(Hilman/Aaleyah Bhaskoro)
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Healza Kurnia |
KOMENTAR