NOVA.id - Sahabat NOVA, mungkin selama ini kita mengira diabetes hanya disebabkan oleh faktor genetik, berat badan, dan pola makan saja.
Namun, ternyata juga bisa disebabkan oleh polusi udara.
Menurut penelitian, polusi udara tidak sekedar menyebabkan penyakit pernapasan.
(Baca juga: 5 Potret Kedekatan Citra Kirana dengan Erica Putri, Sang Kakak yang akan Menikah)
Tingkat polusi udara yang tinggi rupanya dikategorikan oleh US Environmental Protecton Agency dan World Health Organization sebagai menyebab meningkatnya risiko diabetes di dunia.
Hal ini berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di jurnal Lancet Planetray pada Jumat (19/6).
Dilansir dari CNN, pada 2016, penelitian juga menunjukkan bahwa polusi udara berkontribusi pada 3,2 juta kasus diabetes di dunia.
(Baca juga: Ini Fakta di Balik 'Revenge Dress', Gaun Balas Dendam Putri Diana)
Di Amerika Serikat, polusi udara berhubungan dengan 150.000 kasus diabetes baru tiap tahunnya.
"Ada hubungan yang tak terbantahkan antara diabetes dan polusi partikel udara di bawah standar aman saat ini," kata penulis studi senior Dr. Ziyad Al-Aly, asisten profesor kedokteran di Washington University.
Ia menambahkan, banyak kelompok industri berpendapat bahwa level polusi udara saat ini masih belum cukup aman dan perlu diperketat.
(Baca juga: Penuh Haru, Seorang Anak yang Terancam Buta Temui Idolanya di Disneyland)
Partikel pada polusi udara terdiri dari potongan-potongan mikroskopis debu, kotoran, dan asap yang dicampur dengan tetesan cair.
Partikel yang ukurannya kurang dari 10 mikrometer tidak hanya akan merusak paru-paru, namun juga dapat memasuki aliran darah.
Setelah memasuki aliran darah, partikel dapat terbawa ke organ-organ tubuh dan mulai menimbulkan reaksi yang bisa menimbulkan penyakit.
(Baca juga: Dibenci Ratu Elizabeth II, Meghan Markle Tak Boleh Konsumsi Makanan Ini)
Polusi udara diduga memicu peradangan dan mengurangi kemampuan pankreas untuk mengelola produksi insulin.
"Ini adalah laporan yang sangat baik, sangat dapat dipercaya, dan sangat cocok dengan pengetahuan yang baru tentang dampak polusi udara pada serangkaian penyakit kronis," Ujar Dr. Philip Landrigan, dekan kesehatan global di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York.
"Saya pikir anda dapat secara langsung menghubungkan kurangnya standar pengendalian pencemaran udara dengan peningkatan penyakit dan kematian."
Negara-negara miskin dengan sedikit sumber daya untuk menciptakan dan mempertahankan udara bersih seperti India, Afghanistan, Papua Nugini, dan Guyana lebih berisiko terhadap diabetes.
Sementara itu, negara-negara kaya seperti Prancis, Findlandia, dan Islandia menghadapi risiko diabetes yang rendah. (*)
Source | : | CNN |
Penulis | : | Juwita Imaningtyas |
Editor | : | Winggi |
KOMENTAR