Belum lagi pesanan dari pembeli asal luar negeri, seperti Jerman, Perancis, dan Jepang.
“Kalau yang pesan dari orang luar, selain untuk baju juga memesan untuk dijadikan bagian desain interior, misalnya untuk gorden dan taplak. Tak hanya itu, mereka pesan lurik untuk cover jok kursi,” cerita Rahmat.
Sebenarnya Rahmat pernah punya gerai lurik dan kerajinan tangan di Bali sekitar tahun 1990-an.
Target konsumennya kala itu adalah orang mancanegara yang berkunjung ke Bali.
(Baca juga: Jadi Istri Jendral, Bella Saphira Kini Makin Cantik dan Anggun)
Menurutnya, lurik tenunannya ini digemari orang-orang asing.
“Tokonya tutup, karena kena imbas bom Bali 2002. Kunjungan ke Bali menyusut waktu itu, dan itu berdampak pada menurunnya penjualan di toko kami,” ungkap Rahmat.
Tak hanya itu, lurik tenunan Rahmat pernah menjadi acuan mereka yang bergerak di bidang fesyen.
Penulis fesyen sekaligus model era 1970-an, Nani Sakri adalah salah satunya.
(Baca juga: Diet Sehat di Hari Raya Iduladha, Tips Apa Saja yang Harus Dilakukan?)
Penulis | : | Healza Kurnia |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR