5 Mitos Nutrisi dan Pengelolaan Berat Badan Ini Bisa Merugikan Kesehatan, lo!

By Tentry Yudvi Dian Utami, Selasa, 25 Agustus 2020 | 22:00 WIB
5 Mitos Nutrisi dan Pengelolaan Berat Badan Ini Bisa Merugikan Kesehatan, lho! (iStockphoto)

NOVA.id- Tak bisa dimungkiri kalau teknologi telah memberikan manfaat banyak untuk mendorong kita agar tetap menjaga pola hidup sehat.

Teknologi seperti internet dan handphone telah jamak menjadi rujukan saat kita mencari informasi tentang pola konsumsi makanan yang akan kita terapkan untuk mendukung gaya hidup sehat dan menjaga berat badan.

Namun, mencari informasi secara online juga dapat menjadi pedang bermata dua.

Baca Juga: Cukup Makan Ini Sebelum Jam 8 Pagi, Bikin Langsing dan Perut Jadi Rata!

Di satu sisi, internet menyediakan informasi akan cara yang mudah dan cepat untuk mengakses berbagai informasi nutrisi, tapi di lain sisi, hal ini telah menyebabkan maraknya mitos-mitos dan misinformasi terkait nutrisi di kalangan masyarakat.

Dari data yang diperoleh Herbalife Nutrition’s Asia Pacific Nutrition Myths Survey 2020, media sosial (68%) adalah saluran yang paling sering digunakan oleh konsumen di Asia Pasifik untuk mendapatkan informasi terkait nutrisi.

Senior Director, Worldwide Nutrition Education & Training, Herbalife Nutrition, Susan Bowerman, menambahkan dari data itu konsumen di Asia Pasifik juga bingung dalam membedakan apakah informasi yang mereka dapat apakah merupakan fakta atau mitos.

"Berdasarkan hasil dari kuis yang dilakukan saat survei, kami menemukan daftar mitos-mitos terkait nutrisi dan pengelolaan berat badan yang rata-rata beredar di kalangan masyarakat," jelas Susan.

Baca Juga: Jangan Langsung Diet Ketat, Ini 4 Cara Sederhana Menurunkan Berat Badan Sesudah Melahirkan

Enam dari 10 orang mengaku sulit untuk memutuskan apakah hal tersebut fakta atau mitos berikut di antaranya.

1. Mitos: Diet ketogenik adalah cara sehat untuk menurunkan berat badan

Diet ketogenik bukanlah cara yang paling berkelanjutan untuk menurunkan berat badan karena kita akan kehilangan beberapa nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh.

Seseorang yang menjalani diet keto mengonsumsi sangat sedikit karbohidrat, jumlah protein sedang, dan jumlah lemak yang sangat tinggi, sehingga memaksa tubuh untuk mengandalkan lemak tubuh sebagai bahan bakar.

Sementara ini membakar lemak tubuh, rendahnya tingkat konsumsi karbohidrat akan mengakibatkan lebih sedikit vitamin dan mineral yang diserap ke dalam tubuh, serta kekurangan serat.

Baca Juga: 4 Tips Mempunyai Tubuh Langsing Tanpa Perlu Diet Secara Ekstrem

2. Mitos: Cleansing Diet dengan jus adalah strategi yang baik untuk menurunkan berat badan

Mengkonsumsi jus mungkin tampak seperti alternatif yang nyaman jika buah-buahan dan sayuran kurang dalam upaya mengelola berat badan.

Tetapi sebagai bahan utama dalam penurunan berat badan, sayuran tidak banyak mengandung nutrisi utama seperti protein, yang membantu memuaskan nafsu makan dan mempertahankan massa otot.

Berat badan yang hilang saat menjalani diet, kemungkinan besar akan naik kembali saat kita mulai makan kembali secara normal.

Makan buah dan sayuran utuh, dan sebagai bagian dari diet seimbang, akan jauh lebih bermanfaat dalam jangka panjang.

Baca Juga: Smoothies sebagai Makanan Diet? Perhatikan Dulu Beberapa Hal Ini

3. Mitos: Karbohidrat membuat berat badan bertambah

Karbohidrat tidak dapat disalahkan atas penambahan berat badan.

Kelebihan kalori yang dapat menambha berat badan secara signifikan.

Untuk memastikan diet seimbang, Filosofi Nutrisi Global Nutrisi Herbalife merekomendasikan 40 persen asupan kalori harian kita berasal dari sumber karbohidrat yang sehat, seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan biji-bijian - yang juga memberikan nutrisi penting seperti kalsium, zat besi, serat dan vitamin B untuk tubuh.

Baca Juga: Cara Mengontrol Nafsu Makan Berlebih saat Sedang Cheating Day

4. Mitos: Puasa intermiten merupakan cara yang efektif bagi setiap orang untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan

Puasa intermiten adalah istilah umum untuk berbagai jadwal waktu makan yang berputar antara puasa sukarela dan non-puasa selama periode tertentu.

Penting untuk diperhatikan bahwa puasa untuk menurunkan berat badan bukan untuk semua orang.

Mereka yang memiliki kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti diabetes, atau mereka yang sedang menjalani pengobatan untuk tekanan darah atau penyakit jantung harus menghindari puasa intermiten.

Karena dengan berpuasa intermiten tanpa berdiskusi dengan penyedia layanan kesehatan, dapat menyebabkan kadar glukosa darah mereka turun atau meningkat secara berbahaya risiko kelainan elektrolit.

Baca Juga: 5 Tips Jitu agar Diet Tak Gagal, Ampuh Turunkan Berat Badan

5. Mitos: diet sangat rendah lemak adalah cara terbaik untuk menurunkan berat badan

Keberadaan lemak sangat penting bagi tubuh kita untuk tetap sehat, karena membantu membangun membran sel dan hormon, dan membantu penyerapan vitamin A, D, E, dan K yang larut dalam lemak.

Banyak diet rendah lemak hanya menggantikan kalori lemak dengan karbohidrat dan gula yang diproses tinggi, dan tidak akan meningkatkan kualitas makanan secara keseluruhan.

Penelitian juga menunjukkan hanya penurunan minimal berat badan setelah tahun pertama dari diet sangat rendah lemak, yang menunjukkan bagaimana hal ini adalah strategi penurunan berat badan jangka panjang yang tidak efektif.

Baca Juga: Cara Mengontrol Nafsu Makan Berlebih saat Sedang Cheating Day

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)