Jangan Paksa Tubuh untuk Kerja Terus Menerus, Ini Efek Burn Out Syndrome untuk Kesehatan Mental

By Alsabrina, Jumat, 1 Oktober 2021 | 21:00 WIB
(Ilustrasi) Burn out menyebabkan rasa malas (iStockphoto)

NOVA.id - Jika merasa kelelahan yang amat sangat, hati-hati bisa terjadi burn out syndrome.

Buku gramedia yang satu ini akan mengulasnya dalam-dalam.

Ya, pernah kah Sahabat NOVA mengalami saat-saat di mana rasanya pekerjaan/tugas seperti tidak ada habisnya?

Baca Juga: Kenali Penyebab Tidur Berlebihan, Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius

Belum selesai yang satu, sudah datang tugas yang lain, dan begitu seterusnya. Hingga rasanya 24 jam dalam sehari itu tidaklah cukup.

Kalau sedang merasakan hal ini, kita justru harus waspada. Jangan biarkan tugas/pekerjaan membuat kita kehilangan waktu untuk beristirahat.

Jangan sampai Sahabat NOVA memaksakan diri untuk bekerja terus-menerus bahkan masih memikirkan pekerjaan saat hendak tidur.

Kenapa? Karena jika dibiarkan, kita bisa mengalami burn out syndrome.

Baca Juga: Bekerja dari Rumah Bikin Kelelahan Digital? Ini Tips Mengatasinya

Apa itu burn out syndrome?

Burn out syndrome adalah suatu kondisi akibat kelelahan yang amat sangat, baik fisik maupun emosi, disebabkan terlalu banyaknya bekerja.

Lalu, apa efek dari burn out syndrome ini?

Menurut Choi Myung Gi, seorang psikolog, yang ditulis dalam buku gramedia yang berjudul Antimalas dan Suka Menunda, “Kondisi burn out tidak serta-merta terjadi karena kita merasa pekerjaan yang diberikan terlalu banyak atau sulit."

Baca Juga: Ini 6 Cara untuk Meredaka Stres karena Lelah Bekerja Seharian

"Saat pekerjaan berlanjut tiada henti, akan muncul rasa ragu bahwa Anda benar-benar bisa melakukannya dengan baik. Hasilnya? Tentu saja semua pekerjaan itu tidak terlaksana dengan baik."

"Lalu muncullah pemikiran, ‘Ah, rasanya mau kutinggalkan saja semua ini.’ Andai bisa, Anda pun akan langsung melarikan diri ke suatu tempat. Tak hanya itu, kadang kala rasa kesal juga muncul tanpa sebab."

"Rasanya ingin memukul seseorang yang membuat diri Anda terjatuh dalam kesulitan seperti ini, bahkan sampai muncul ide ekstrem untuk bunuh diri karena tidak bisa menemukan jalan keluar.”

Baca Juga: Rentan Stres, Ini Tips Menjaga Kesehatan Mental Generasi Sandwich

Gejala burn out syndrome

Menurut Choi Myung Gi, gejala-gejala yang timbul saat seseorang mengalami burn out syndrome seperti berikut ini. Saat hendak melakukan sesuatu, langsung terbayang kondisi terburuk yang akan terjadi.

Hal ini disebut “sinisterisasi”. Lalu, dalam kondisi putus asa, kita akan berpendapat bahwa pasti ada alasannya sehingga tidak dapat melakukan apa pun. Ini disebut “rasionalisasi”.

Pada saat yang sama, kita juga akan menyebut diri kita “bodoh”, “dungu”, dan “bawa sial”. Ini disebut “penamaan diri”.

Baca Juga: 6 Posisi Bercinta Ini Bisa Redakan Stres dan Dijamin Makin Bergairah!

Saat proses pemikiran tersebut terjadi di kepala kita, lambat laun kita akan merasa terasing dan akhirnya membuat kita kehilangan rasa percaya diri.

Lalu muncullah depresi yang membuat kita tidak bisa bekerja karena merasa kesal.

Perilaku inilah yang akan dilihat oleh orang-orang di sekitar kita sebagai bentuk kemalasan.

Padahal, menurut Choi Myung Gi, kondisi ini justru jauh lebih berbahaya daripada kemalasan, dan sangat membutuhkan perawatan.

Baca Juga: Yuk Kurangi Stres dengan Lakukan 7 Langkah Sederhana Ini di Rumah

 

 

Burn out sebagai akar penyebab kemalasan

Dari pemaparan di atas, jelaslah bahwa yang membuat malas tidak selalu karena kita pemalas atau suka bermalas-malasan.

Bisa jadi rasa malas itu timbul karena kita mengalami depresi akibat burn out syndrome, yang disebabkan terlalu memforsir diri untuk menyelesaikan pekerjaan/tugas.

Choi Myung Gi juga menjelaskan bahwa ternyata ada banyak akar permasalahan yang menyebabkan seseorang menjadi malas, di antaranya karena rasa cemas, kehilangan hasrat, kemarahan, terlalu sensitif, kesepian, merasa tidak puas, kurangnya motivasi, dan banyak lagi.

Buku Antimalas dan Suka Menunda karya Choi Myung Gi (dok. gramedia.com)

Baca Juga: Ternyata Puasa Bisa Hilangkan Stres dan Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Oleh karena itu, jika ingin menghilangkan dan/atau mengatasi kemalasan, kita harus tahu terlebih dahulu akar permasalahan dari rasa malas kita.

Bagaimana caranya? Nah, Sahabat NOVA bisa mencari tahu detailnya lewat buku gramedia yang berjudul Antimalas dan Suka Menunda karya Choi Myung Gi.

Di dalam buku gramedia ini, tidak hanya menjelaskan tentang kemalasan, tetapi juga terdapat kiat dan solusi untuk mengatasinya.

Wah, penasaran ya seperti apa isi bukunya.

Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.

Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)

Mursyidah