TabloidNova.com - Bagi yang ingin berkunjung ke kota Purwokerto, ibukota Kabupaten Banyumas, wajib menyempatkan diri mendatangi kawasan Sokaraja. Kota kecamatan di wilayah Banyumas ini, sejak lama dikenal sebagai surganya oleh-oleh khas Banyumasan. Mulai dari tempe mendoan, getuk goreng, soto Sokaraja, sampai batik corak Banyumasan.
Bagi pencinta kuliner makanan berkuah seperti soto, tidak lengkap rasanya bila belum merasakan nikmatnya soto khas Banyumasan. Salah satu rumah makan soto yang terus dipadati dan direkomendasikan adalah Raja Soto Lama milik Haji Suradi (56). Ditemui di rumah makan, Haji Suradi menceritakan awalnya mendirikan soto yang terkenal dan disinggahi para artis hingga presiden RI.
"Sejak tahun 1978, saya mulai dagang membantu orangtua yang berjualan soto khas Banyumasan. Dulu, di jalan Sokaraja yang jualan soto baru ada 4 orang. Saya generasi kedua. Namanya Soto Lama karena dulu masih pindah-pindah dan ngontrak. Jadi, biar enggak bingung dan susah nyari, ya, namanya Soto Lama karena warungnya sudah lama," kata bapak empat anak ini.
Suradi juga mengaku, kini banyak penjual soto Sokaraja di kawasan pusat oleh-oleh belanja ini. "Banyak yang membuka usaha soto. Soal pelanggan yang datang, itu pasti soal selera masing-masing. Selera, kan, relatif. Tiap orang sukanya sendiri-sendiri. Nah, untuk membedakan dengan yang lain, saya menggunakan bahan berkualitas untuk sambal kacang. Tentu juga mengolah sendiri. Selain itu, saya mempertahankan cita rasa lama," ujarnya.
Tak heran, dengan usahanya yang tekun, kini Suradi bahkan memiliki empat cabang soto yang buka di sudut kota Purwokerto. Rumah makan sotonya pun dikenal menjadi salah satu kuliner legendaris di kotanya. Buka sejak pagi hingga malam hari, soto yang disajikan menggunakan ketupat ini juga menawarkan beberapa pilihan. Mulai dari soto daging, ayam, ataupun jeroan.
Salah satu ciri khas soto banyumasan ini terletak pada sambal kacang. Namun, apabila tidak menyukai sambal kacang, pelanggan bisa menggantinya dengan sambal spesial yang lain. Agar rasanya lebih "sempurna" beberapa pelanggan menyantapnya dengan lauk mendoan.
Kini, Suradi dibantu anak-anaknya dalam mengelola semua usaha soto miliknya. "Saya berharap usaha ini bisa berjalan turun temurun," ujar Suradi yang mengaku warungnya sering disinggahi orang penting negeri ini. Misalnya saja mendiang Gus Dur, Ibu Megawati, dan Pak SBY.
Suradi mengaku selalu memberikan pelayanan yang sama kepada siapa pun. Itu sebabnya, ketika banyak orang penting datang makan di tempatnya, ia mengaku tak membuat persiapan apa pun.
"Semua bisa menikmatilah, siapa pun. Memang pas Pak SBY mampir ada tim khusus. Rumah makan harus steril. Kuah soto pun sebelumnya dicek apakah ada formalin atau borax atau tidak," ingat suami Hj Siti Muhadiroh ini sambil terkekeh.
Swita A. Hapsari