Kelebihan berat badan atau obesitas merupakan masalah yang serius, dan bahkan sudah dikategorikan sebagai penyakit di beberapa negara.
Obesitas bisa memicu berbagai komplikasi yang menyerang kesehatan tubuh kita, bahkan memiliki risiko kematian.
Sementara itu, banyak yang mempercayai bahwa perempuan memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding pria.
“Sebenarnya, pada wanita ataupun pria (risiko rentan terkena obesitas) sama saja,” jelas Dr. Handy Wing, SpB., spesialis bedah dari Omni Hospitals, Alam Sutera, Tangerang.
(Baca: Kabar Terbaru Arya Permana Bocah Obesitas Karawang, Makin Langsing Setelah Jalani Bariatrik)
Yang membedakan adalah faktor hormon pada perempuan yang berbeda dengan laki-laki.
Kemudian, aktivitas fisik perempuan yang mungkin lebih ringan dibanding laki-laki.
Aktivitas fisik yang kurang tentunya akan memicu penimbunan lemak di tubuh.
Lalu, massa otot perempuan yang lebih kecil dibanding laki-laki.
Karena kalori tidak terbakar dengan baik, maka akan menjadi lemak yang menumpuk di tubuh.
Padahal, otot juga berfungsi dalam pembakaran kalori.
(Baca: Wanita Obesitas Lebih Banyak dari Pria Obesitas, Ini Faktanya)
Meskipun demikian, baik perempuan maupun laki-laki sama-sama rentan terkena obesitas.
“Namun kembali lagi, obesitas dipengaruhi oleh energi yang masuk dibandingkan dengan energi yang keluar,” jelas Dr. Handy.
Menurut Dr. Handy, tetap yang mempengaruhi risiko obesitas adalah perbandingan antara energi yang dihasilkan dengan energi yang masuk.
Apabila tak ada aktivitas pembakaran kalori, maka akan menjadi lemak yang kemudian disimpan dalam tubuh.
(Baca: Mengapa Orang Tua Gemuk Anaknya Rentan Terkena Obesitas?)
Obesitas sendiri adalah kalori yang masuk lebih banyak daripada energi yang keluar.
Timbunan lemak di dalam tubuh tersebut tidak akan memberikan manfaat apapun, selain penyakit yang bisa menyerang kapan saja, baik pada perempuan maupun pada pria.