NOVA.id - Saat pandemi covid-19, banyak hal yang berubah termasuk kebiasaan di rumah.
Salah satunya kegiatan sekolah dari rumah atau school from home (SFH) yang menjadi kebijakan pemerintah selama pandemi berlangsung.
Kondisi ini tentu bisa membuat orangtua kewalahan lantaran harus berperan ganda bekerja sekaligus mendampingi anak belajar di rumah.
Baca Juga: Tips Ciptakan Ide Kreatif di Rumah Bersama si Kecil Selama Pandemi
Tapi, ada solusinya loh untuk orangtua bisa saling menjadi mitra untuk mendampingi anak belajar di rumah.
Pembahasan menarik ini telah disampaikan dalam Webinar Mendampingi Anak: Menciptakan Ide Kreatif Belajar dari Rumah pada Selasa, 22 Desember 2020, pukul 15.00-16.30 WIB di platform Zoom Meeting.
Webinar ini merupakan rangkaian dari acara Suara Perempuan yang digagas NOVA bersama Bobo dan Nakita, khususnya membahas soal parenting selama covid-19 di rumah.
Baca Juga: Kabar Baik, Pemerintah Berikan Dana Bantuan Rp1 Juta Untuk Pelajar, Ini Cara Daftarnya
Dibawakan Lucia Triundari, Editor in Chief Bobo, webinar ini mengundang narasumber Heni Wardatur Rohmah (Founder Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara) dan Erfianne S. Cicillia, S.Psi (Psikolog Anak dan Keluarga).
Saat ditanya seperti apa perasaan yang dihadapi orangtua sehari-hari selama mendampingi anak belajar di rumah ternyata jawabannya cukup beragam.
Mulai dari emosi, lelah, bosan, jengkel, tidak sabar, tidak fokus, hingga merasa lucu, dan happy.
Baca Juga: Tips Ciptakan Ide Kreatif di Rumah Bersama si Kecil Selama Pandemi
Nah, kalau banyak hal-hal yang dikeluhan seperti ini, apa ya solusi bagi orangtua untuk mendampingi anak menciptakan ide kreatif belajar di rumah serta manajemen stress untuk ayah dan ibu?
Sebagai Founder dari Taman Bacaan Mata Aksara, Heni mengungkapkan seperti apa kebiasaan para orangtua dan anak selama pandemi yang berubah.
"Taman Baca Mata Aksara yang ada di Yogyakarta, di Sleman adalah tempat belajar keluarga, kelas reguler kelas bercerita, ada workshop untuk anak dan ibu. Di mata aksara anak-anaknya mulai dari usia TK hingga SD. Orangtua bergabung dengan motif ingin terhubung karena semangat menemani anak belajar di mata aksara. Rata-rata ibu-ibu usia 30-45 tahun," terang Heni soal komunitasnya.
View this post on Instagram
Baca Juga: Makin Paham Trading dengan Belajar Bareng Artis Lewat Program OctaFX
Sejalan dengan permasalahan yang dihadapi komunitasnya, saat masa belajar di rumah tiba, Heni juga mengungkapkan beberapa masalah termasuk gagal di awal, kesulitan mengatur waktu, beda pemahaman ortu dan guru.
Sehingga Mata Aksara sebagai komunitas belajar harus menyesuaikan gaya belajar anak, materi pelajaran, dan kemampuan orangtua yang berjalan di rumah masing-masing selama pandemi.
Agar anak selalu bersemangat, Heni memberikan 3 saran.
Baca Juga: Belajar Tatap Muka 2021, Berikut 6 Daftar Pengecekan yang Harus Disiapkan
1. Mengajak anak belajar di luar rumah, misalnya di halaman rumah untuk bermain air atau menyentuh tanaman. Menciptakan suasana yang mirip saat anak-anak istirahat di sekolah.
2. Membuat proyek keluarga, misal membuat vlog, orangtua dan anak menjadi kreator konten.
3. Mengembangkan hobi anak. Hobi ini juga bisa disangkutkan dengan pelajaran agar anak mendapatkan pengalaman yang nyata.
Baca Juga: Mari Belajar Soal Trading Bersama Artis di Channel YouTube Ini
Lalu bagaimana ya jika kesabaran orangtua menipis saat mendampingi anak belajar di rumah?
Heni meminta ayah dan ibu mengambil jeda dengan menjauhi hal-hal yang membuat kesal, belajar menekuni hobi orangtua misalnya memasak, atau juga dengan mendengarkan musik favorit.
Nah, jika suasana hati orangtua membaik dan manajemen stress berjalan dengan lancar, ayah dan ibu siap mendampingi anak lagi.
Lalu, bagaimana ya jika ayah dan ibu menjadi mitra dalam mendampingi anak menciptakan ide kreatif belajar di rumah?
"Skema pendampingan dari ayah berbed-beda. Pertama, ikut terjun langsung menemani anak belajar, beberapa mapel spesialis ayah misal olahraga, dan diskusi bertiga (ortu dan anak). Kedua, dukungan konsumsi misal menggorengkan nugget, mengupas buah, dan lain-lain, diskusi daring," jelas Heni.
Selain itu ada pula tanggapan dari Psikolog kondang, Erfianne S. Cicillia, S.Psi, yang turut menjadi nara sumber dalam webinar ini.
Baca Juga: Belajar dari Film, Ini 5 Tips Atasi Jeratan Friendzone
"Emosi kita pasti berpengaruh pada pola pikir kita dan perilaku kita yang berubah, ada penyesuaian. Pola pikir tentang kesehatan, bekerja, mengasuh anak, komunikasi juga berubah selama pandemi. Perilaku adalah hal yang terlihat dari emosi yang ada dalam diri kita. Hal ini terpaksa diubah selama pandemi termasuk pola pikir dan emosi misal rajin mencuci tangan," papar Erfianne saat menjelaskan tentang Orangtua Kreatif.
"Apa sih yang terjadi dalam keluarga saya? saya dalam keluarga? bagaimana pasangan saya? kondisi keluarga saya? bagaimana anak pertama kedua dan seterusnya? bagaimana pola asuh saya?," ujar Erfianne melemparkan pertanyaan terhadap para peserta webinar untuk lebih mengenal diri sendiri selama pandemi covid-19.
Masalah yang terjadi lebih banyak selama pandemi, misalnya belajar-mengajar, jadwal harian, komunikasi, waktu luang, dan sosialisasi.
Baca Juga: 5 Cara agar Anak Mengakui Kesalahannya, Salah Satunya Ajarkan Keberanian
Dampak yang muncul termasuk mudah emosi, sulit tidur, kurang fokus, nafsu makan turun.
Hubungan anak dan orangtua pun bisa jadi perilakunya jauh berbeda, orangtua bisa lebih otoriter.
"Jadi, sadar mengenali dan memahami diri sendiri serta apa yang perlu dilakukan dalam pekerjaan dan keluarga dan lingkungan," ujar Erfianne.
View this post on Instagram
Baca Juga: 5 Tips Mengatasi Rasa Bosan Anak karena Terus Menerus Belajar dari Rumah
Bagaimana caranya?
1. Akui kecemasan yang terjadi, mengakui membantu melewati.
2. Melihat dengan cara pandang berbeda.
3. Saat tenang itu saya seperti apa?
4. Fokus pada nafas, nafas teratur akan membuat metabolisme tubuh stabil.
5. Rayakan kemenangan kecil, saat pikiran sadar ada keberhasilan, bahagia menyertai dan cenderung diulang.
Baca Juga: Yuk, Belajar Bercocok Tanam dengan Kelacotan di Park 5 Simatupang
Berbagi peran antara ayah dan ibu menurut Erfianne idealnya disesuaikan dengan kebuthan anak dan didiskusikan.
Menurut Erfianne, kreatif adalah mengasuh sesuai perkembangan anak dengan pertimbangan 4 aspek ini: 1. Aspek perkembangan, 2. Sesuaikan usia anak, 3. Memanfaatkan sesuatu yang ada, 4. Memberi contoh.
Selain itu, Erfianne juga menyarankan orangtua untuk melakukan detoks digital, "Detoks digital, agar mengurangi terlalu banyak informasi yang masuk ke pikiran kita," pungkas sang psikolog.
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Penulis | : | Tiur Kartikawati Renata Sari |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR