Menyambut gelaran Perempuan Inspiratif NOVA (PIN) 2016 yang akan berlangsung November mendatang, NOVA menyapa kembali para perempuan luar biasa dari ajang PIN.
Dimulai dari para alumnus PIN yang pertama di tahun 2008. Pada saat itu, PIN belum dibagi berdasarkan kategori seperti yang dilakukan enam tahun terakhir ini. Temanya lebih pada inspirasi apa yang didapatkan para perempuan dari Tabloid NOVA.
Sejumlah pemenang PIN 2008 pun berbagi kabar terbaru mereka ketika ditemui dalam ajang Reuni PIN dari 8 angkatan di Jakarta baru-baru ini.
Resi Fadjar Himawati
Sambil tersenyum, mantan wartawati ini mengingat awal mula ia bisa menyandang predikat PIN 2008.
“Suatu saat saya merasa sangat down sebagai ibu rumah tangga. Dan saya mendapat banyak ilmu untuk mengatasi depresi saya justru dari NOVA. Lalu saya tuangkan kisah tersebut sepenuh hati pada lomba PIN 2008 itu, dan ternyata terpilih menjadi salah satu pemenang,” kenangnya yang merasa sangat terkejut sekaligus bahagia saat itu.
Hal lain yang berkesan bagi Resi, “Ketika malam penganugerahan PIN kami di-treat sangat istimewa. Waktu itu dapat hadiah uang, dan langsung saya gunakan untuk membeli keramik lantai ruang tamu."
Itu pula yang membuat Resi begitu terkenang, "Soalnya sampai sekarang, setiap melihat keramik ruang tamu jadi terkenang PIN, ha ha ha,” kisahnya yang kini sibuk mengurus tiga anaknya yang beranjak remaja, tetap membaca NOVA untuk meng-update ilmu, serta dalam proses menulis novelnya.
Indri Nourina Marthia
Lain cerita Resi, lain pula Indri. Saat ditanya kabar terbarunya, perempuan yang berdomisili di Ciputat, Tangerang Selatan ini pun bercerita penuh semangat sambil menyodorkan lembaran Tabloid NOVA tahun 2008 yang berisi artikel pemenang PIN 2008 yang masih disimpannya hingga sekarang dan menjadi salah satu motivasi hidupnya.
“Dari dulu saya memang pembaca NOVA. Saya paling suka rubrik Sedap. Suatu hari saya lihat artikel Rini Wulandari yang membuat cokelat praline. Saya langsung ikut kursusnya. Saat itu cokelat praline sedang tren."
Tak disangka, kata Indri, "Ternyata bisnis saya laris manis dan berlanjut hingga sekarang. Saya tuangkan kisah ini untuk ikutan ajang PIN 2008. Saya ingat banget, saya nulis suratnya sambil gendong anak waktu itu. Alhamdulillah, jadi salah satu pemenang. Rasanya melayang!” kenangnya sambil terbahak.
Saat ini, selain jadi “Macan Ternak” alias Mama Cantik Anter Anak, ibu tiga anak ini masih menjalani bisnis cokelatnya. Indri berencana bekerja sama dengan seorang sahabatnya yang memiliki bakery untuk memasarkan cokelat praline-nya.
Rita Atmaja
Salah satu pemenang PIN 2008 ini tetap setia di jalur entrepreneur.
“Dulu saya menjadi pemenang PIN setelah menuliskan inspirasi soal mendaur ulang baju bekas dan furnitur. Saat itu, kan, krisis moneter turut berpengaruh pada kondisi keuangan keluarga. Ternyata dengan sedikit kreativitas daur ulang, bisa tercipta barang baru yang laku dijual.”
Dan sekarang perempuan energik asal Jakarta ini menekuni bisnis pariwisata dengan membuat Santai Tour. Destinasi wisata yang ditawarkan beragam, di dalam dan luar negeri. Ia pun tak segan melakukan survei ke tempat-tempat yang jauh, seperti Nepal.
Rita tengah mempersiapkan salah satu program unggulan yang akan dimulai tahun depan, yaitu Pesiar Nusantara. Tujuannya, orang ikut tour bukan hanya berlibur tapi dapat ilmu dari wisata tersebut.
“Misalnya, kalau berkunjung ke Ciamis orang maunya ke Green Canyon. Nah, kita tambahkan dengan kunjungan ke home industry disana. Jadi satu tempat bisa dapat banyak pengalaman dan ilmu.”
Ide ini berawal ketika Rita yang juga aktif di sebuah NGO seringkali kedatangan teman dari luar negeri. Setelah kegiatan selesai, biasanya mereka ingin menjelajah Indonesia.
“Dan ternyata mereka terkagum-kagum dengan Indonesia yang punya wisata lengkap. Ada gunung, laut, hutan, sungai, city tour, home industry, hang out, klub, bar, hingga religi. Sayangnya, tidak semua daerah dapat dinikmati secara connecting. Ada yang bisa, tapi terbatas."
"Misalnya, di Yogyakarta bisa wisata religi ke Borobudur, gunung ke Merapi, home industry batik atau bakpia. Tapi daerah lain belum tentu seperti itu. Dari situlah muncul ide untuk membuat Pesiar Nusantara,” papar Rita yang disela kesibukan tetap memprioritaskan keluarga.
Penulis | : | Nova |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR