"Sel-sel lemak ini tak mampu menyimpan kelebihan kalori, sehingga bisa menyebabkan lemak berpindah dan membungkus organ lain, seperti jantung misalnya," kata Kos.
Kondisi ini selanjutnya bisa menyebabkan lemak tersimpan ke dalam jaringan terdalam dari perut dan juga organ-organ vital.
Hasilnya, mereka mengalami kondisi perut yang membesar, -yang menggiring ke arah obesitas, atau pun memicu kelainan lain, misalnya kelebihan lemak di jantung, diabetes, atau pun penyakit jantung lainnya.
(Baca juga: Engku Emran Ulang Tahun, Begini Momen Bahagia Laudya Cynthia Bella dan Sang Anak Berikan Kejutan!)
"Jadi sel lemak dalam orang yang kelebihan berat badan tidak dapat menjalankan 'fungsi'-nya," ungkap Kos.
Dr Robert Lustig, seorang ahli obesitas dari Universitas California, Amerika Serikat, yang juga penulis Fat Chance: The Hidden Truth About Sugar, Obesity and Disease memberikan pandangannya.
"Para peneliti telah mengupas persoalan ini dalam poin yang jelas. Jaringan lemak kehilangan kemampuannya untuk dikontrol oleh insulin."
(Baca juga: Yuk, Segarkan Awal Pagi Kita dengan Sarapan Pancake Kenari Saus Jeruk, Begini Resepnya)
"Saat kondisi ini terjadi, enzim yang menghasilkan lemak terus bekerja, dan menghasilkan energi di dalam jaringan lemak, dan lemak berkembang tanpa kendali."
Dr Lustig mengatakan, ketika sel lemak berkembang menjadi besar, -hingga menjadikan seseorang kelebihan berat badan atau bahkan obesitas-, inflamasi pada jaringan lemak kian menjadi.
Sel lemak menjadi tidak responsif untuk mengecilkan unsur lemak dalam tubuh.
(Baca juga: Respon Gisella Anastasia Saat Gading Marten Kepergok Dekati Wanita di Kelab Malam)
Mengintip Isi Buku "Cabai Kering pada Khazanah Masakan Melayu", Ada Resep Sambal Bilis hingga Otak-otak
Penulis | : | Dionysia Mayang Rintani |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR