Ibu Mayke, anak saya, Okta berusia 19 bulan. Sejak bisa duduk, dia mulai diajari buang air besar (BAB) di kloset yang sudah dikasih potty extension. Waktu itu kami iseng-iseng saja. Mungkin saja dia mau. Eh, ternyata dia mau. Sejak itu dia BAB di kamar mandi. Akan tetapi kalau Buang Air Kecil (BAK) masih sering di mana-mana.
Okta pakai popok sekali pakai hanya kalau diajak pergi yang lebih dari 2 jam. Kalau dekat atau menginapnya di rumah eyang atau tante, dia tidak dipakaikan popok sekali pakai. Beberapa bulan terakhir, Okta tidak mau lagi pakai popok sekali pakai. Bahkan kalau pergi jauh. jadi kami harus rajin mengajaknya ke kamar mandi. Kami mengira-ngira sendiri kapan dia akan BAB dan BAK. Okta juga sudah jarang mengompol saat tidur malam, bahkan hampir tidak pernah lagi sejak umur sekitar 10 bulan.
April kemarin kami ajak Okta liburan. Saya membujuknya untuk memakai popok sekali pakai berbentuk celana. Saya jelaskan, sebaiknya Okta memakainya sebab kita akan bepergian sekitar 12 jam. Itu dilakukan daripada repot bolak-balik mencari kamar mandi atau harus menahan BAB dan BAK. DOkta akhirnya mau. Dia tidak menangis dan tidak berusaha melepasnya. Tapi sejauh perjalanan pulang pergi, tidak banyak dia membasahi popok itu. Kami berusaha berhenti pada waktu-waktu tertentu untuk mengajaknya ke kamar mandi.
Anehnya, setelah sampai di rumah lagi, BAB dan BAK yang sudah teratur beberapa bulan itu malah seperti kembali dari nol. Okta tidak mau lagi BAB dan BAK di kamar mandi. Sudah hampir sebulan di rumah dia BAB dan BAK di celana di mana-mana. Kalau saya bujuk dengan lembut ke kamar mandi dia memang mau. Tapi tidak mau duduk di kloset. Malah menangis enggak keruan.
Saya tidak mengerti mengapa Okta kembali seperti bayi, tidak mau BAB dan BAK di kamar mandi. Padahal setiap kali bepergian saya selalu membawa potty extension yang sama untuk Okta. Sebagai informasi, Okta terhitung sering bepergian. bisa sebulan sekali bepergian dan menginap. Kami berusaha mencari tempat menginap yang layak terutama kamar mandinya. Maksud saya supaya tidak ada perubahan yang drastis. Sebab konon anak-anak yang sedang belajar sensitif terhadap perubahan.
Sejauh ini saya tidak pernah memarahi atau bersikap kasar kalau Okta BAB dan BAK tidak di kamar mandi. Saya tidak ingin membuatnya lebih takut dan proses belajar ke kamar mandinya menjadi tidak berjalan baik. Bagaimana mengatasi hal ini? Menurut saya, Okta termasuk anak yang mudah mengerti bila diberi pengertian. Terima kasih atas bantuannya.
Novia - Cilegon, Banten