BAB dan BAK Tidak Teratur

By nova.id, Senin, 15 Februari 2010 | 17:05 WIB
BAB dan BAK Tidak Teratur (nova.id)

Ibu Mayke, anak saya, Okta berusia 19 bulan. Sejak bisa duduk, dia mulai diajari buang air besar (BAB) di kloset yang sudah dikasih potty extension. Waktu itu kami iseng-iseng saja. Mungkin saja dia mau. Eh, ternyata dia mau. Sejak itu dia BAB di kamar mandi. Akan tetapi kalau Buang Air Kecil (BAK) masih sering di mana-mana.

Okta pakai popok sekali pakai hanya kalau diajak pergi yang lebih dari 2 jam. Kalau dekat atau menginapnya di rumah eyang atau tante, dia tidak dipakaikan popok sekali pakai. Beberapa bulan terakhir, Okta tidak mau lagi pakai popok sekali pakai. Bahkan kalau pergi jauh. jadi kami harus rajin mengajaknya ke kamar mandi. Kami mengira-ngira sendiri kapan dia akan BAB dan BAK. Okta juga sudah jarang mengompol saat tidur malam, bahkan hampir tidak pernah lagi sejak umur sekitar 10 bulan.

April kemarin kami ajak Okta liburan. Saya membujuknya untuk memakai popok sekali pakai berbentuk celana. Saya jelaskan, sebaiknya Okta memakainya sebab kita akan bepergian sekitar 12 jam. Itu dilakukan daripada repot bolak-balik mencari kamar mandi atau harus menahan BAB dan BAK. DOkta akhirnya mau. Dia tidak menangis dan tidak berusaha melepasnya. Tapi sejauh perjalanan pulang pergi, tidak banyak dia membasahi popok itu. Kami berusaha berhenti pada waktu-waktu tertentu untuk mengajaknya ke kamar mandi.

Anehnya, setelah sampai di rumah lagi, BAB dan BAK yang sudah teratur beberapa bulan itu malah seperti kembali dari nol. Okta tidak mau lagi BAB dan BAK di kamar mandi. Sudah hampir sebulan di rumah dia BAB dan BAK di celana di mana-mana. Kalau saya bujuk dengan lembut ke kamar mandi dia memang mau. Tapi tidak mau duduk di kloset. Malah menangis enggak keruan.

Saya tidak mengerti mengapa Okta kembali seperti bayi, tidak mau BAB dan BAK di kamar mandi. Padahal setiap kali bepergian saya selalu membawa potty extension yang sama untuk Okta. Sebagai informasi, Okta terhitung sering bepergian. bisa sebulan sekali bepergian dan menginap. Kami berusaha mencari tempat menginap yang layak terutama kamar mandinya. Maksud saya supaya tidak ada perubahan yang drastis. Sebab konon anak-anak yang sedang belajar sensitif terhadap perubahan.

Sejauh ini saya tidak pernah memarahi atau bersikap kasar kalau Okta BAB dan BAK tidak di kamar mandi. Saya tidak ingin membuatnya lebih takut dan proses belajar ke kamar mandinya menjadi tidak berjalan baik. Bagaimana mengatasi hal ini? Menurut saya, Okta termasuk anak yang mudah mengerti bila diberi pengertian. Terima kasih atas bantuannya.

Novia - Cilegon, Banten

Bu Novia, Okta termasuk cepat bisa mengikuti toilet learning yang Ibu latihkan. Bila dilihat dari kondisi Okta, maka terjadi kemunduran dalam hal melakukan BAK dan BAB yang seharusnya. Akan tetapi ditinjau dari usianya masih wajar kalau anak seusia Okta masih BAK dan BAB tidak pada tempatnya. Kriteria anak digolongkan masih mengompol berlaku setelah usia 5 tahun, terjadi setidaknya 2x seminggu selama 3 bulan berturut-turut. Anak dianggap gagal BAB di tempatnya kalau usia anak lebih dari 4 tahun, paling tidak terjadi sekali sebulan, dan sudah berlangsung selama 3 bulan berturut-turut yang bukan disebabkan anak mengalami gangguan kesehatan.

Mengapa Okta sekarang tidak lagi mau melakukan kebiasaan untuk BAK dan BAB seperti yang sudah Ibu ajarkan? Kemungkinan besar, dia sedang membangkang tidak mau mengikuti apa yang diminta oleh orangtua. Bisa jadi ini merupakan reaksi protes sebab dia harus memakai pospak (popok sekali pakai) yang sudah tidak dia sukai. Saya kutip pernyataan Ibu, "Beberapa bulan terakhir, Okta tidak mau lagi pakai popok sekali pakai. Bahkan kalau pergi jauh. Jadi kami harus rajin mengajak ke kamar mandi".

Bulan April yang lalu, Ibu membujuknya untuk memakai popok sekali pakai berbentuk celana dan dijelaskan kenapa dia harus memakai popok itu. Selama perjalanan pulang pergi (sekitar 12 jam), dia tidak banyak membasahi popoknya. Berarti dia bisa menahan BAK dan BAB, mungkin juga dia merasa risih kalau harus mengotori popoknya. Selain itu Ibu tidak menaruh kepercayaan akan kemampuannya untuk mengendalikan mengompol dan BAB di celana.

Sekalipun Ibu menganggap Okta mudah diberikan pengertian, belum tentu dia mengerti betul dan menerima dengan sepenuh hati. Bisa saja dia terpaksa menerima aturan main yang ditawarkan. Sebagai seorang anak dia sulit untuk menyatakan apa yang sebenarnya dia inginkan. Mengingat usianya belum genap 2 tahun, Ibu mempunyai kesempatan mengajaknya BAK dan BAB di tempatnya. Benar sekali cara Ibu untuk melatih Okta tidak dengan sikap yang kasar. Akan tetapi coba perhatikan apakah Ibu terlalu sering mengajaknya ke kamar mandi untuk BAK? Sehingga akhirnya dia merasa terganggu karena sedang asyik melakukan aktivitasnya? Coba perhatikan setiap berapa jam dia akan BAK. Mengenai BAB, dia tidak mau duduk di kloset, bisa dicoba menggunakan pot dan mengajaknya sambil bercerita atau memainkan mainannya. Tujuannya agar perhatian anak dialihkan dari menolak duduk di pot sebab ada suatu kegiatan yang dia sukai. Terakhir, jangan sampai Ibu (Ayah) menunjukkan reaksi waswas ketika dia tidak mau diajak duduk di pot/kloset, sebab bisa saja hal ini yang menjadi tujuan dia, membuat orangtua/pengasuhnya cemas.