NOVA.id - Memiliki berat badan ideal merupakan impian banyak orang. Banyak orang menginginkan berat badan ideal secara sekejap, tanpa mempelajari terlebih dahulu risiko yang mungkin bisa dihadapinya.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan berat badan. Mulai dari mengatur pola makan, menggunakan suplemen tertentu, hingga berolahraga.
Namun tak jarang, banyak juga cara menurunkan berat badan yang tidak memiliki bukti ilmiah.
Baca Juga: Apa Itu Clean Eating dan Bagaimana Cara Penerapannya Sehari-hari?
Melansir dari Medical News Today, berikut ini 5 cara menurunkan berat badan dengan cepat yang telah terbukti secara ilmiah:
Jika kita ingin menurunkan berat badan, tentunya kita harus menyadari semua yang dimakan dan diminum setiap hari.
Baca Juga: Begini Cara untuk Membiasakan Diri Hidup Sehat Selama Pandemi
Cara paling efektif untuk melakukannya adalah dengan mencatat setiap item yang mereka konsumsi, baik dalam jurnal atau mencatatnya dalam aplikasi secara online.
Para peneliti memperkirakan ada 3,7 miliar unduhan aplikasi kesehatan. Dari jumlah tersebut, aplikasi untuk diet, aktivitas fisik, dan penurunan berat badan termasuk yang paling populer.
Ini bukan tanpa alasan, karena melacak aktivitas fisik dan kemajuan penurunan berat badan saat bepergian dapat menjadi cara yang efektif untuk mengelola berat badan.
Baca Juga: 4 Kegiatan Seru Pengganti Olahraga, Tetap Bisa Bakar Kalori!
Satu studi menemukan bahwa pelacakan aktivitas fisik yang konsisten membantu menurunkan berat badan.
Sementara itu, sebuah studi ulasan menemukan korelasi positif antara penurunan berat badan dan frekuensi pemantauan asupan makanan dan olahraga.
Bahkan perangkat yang sederhana seperti pedometer bisa menjadi alat penurunan berat badan yang berguna.
Baca Juga: Liburan Memicu Overeating, Berikut Tips untuk Menghindarinya
View this post on Instagram
Makan dengan penuh kesadaran atau Eating mindfully adalah praktik di mana orang memperhatikan bagaimana dan di mana mereka makan.
Praktik ini dapat memungkinkan orang untuk menikmati makanan yang mereka makan dan mempertahankan berat badan yang sehat.
Baca Juga: Tips Diet ala Laudya Cynthia Bella, Pantang Konsumsi Bayam Hingga ke Gula Putih
Karena banyak orang sibuk, mereka sering cenderung makan dengan terburu-buru seperti dalam perjalanan, di dalam mobil, bekerja di meja mereka, dan menonton TV.
Akibatnya, banyak orang hampir tidak menyadari makanan yang mereka makan.
Teknik untuk makan dengan penuh kesadaran:
Baca Juga: Dikenal Baik untuk Program Diet, Ini Sejumlah Manfaat Oatmeal
Duduk untuk makan, sebaiknya di meja, Perhatikan makanannya dan nikmati pengalamannya.
Menghindari gangguan saat makan, Jangan menyalakan TV, atau laptop atau telepon.
Makan perlahan, Luangkan waktu untuk mengunyah dan menikmati makanan.
Baca Juga: Cara Diet yang Sekaligus Bisa Kurangi Stres, Lakukan 5 Tips Ini
Teknik ini membantu menurunkan berat badan, karena memberi otak seseorang cukup waktu untuk mengenali sinyal bahwa mereka kenyang, yang dapat membantu mencegah makan berlebihan.
Pilih makanan yang penuh dengan nutrisi bergizi dan yang akan memuaskan selama berjam-jam daripada menit.
Protein dapat mengatur hormon nafsu makan untuk membantu orang merasa kenyang.
Baca Juga: Ini Pentingnya Menjaga Asupan Sarapan Setiap Hari, Apa Saja?
Ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan hormon kelaparan ghrelin dan peningkatan hormon kenyang peptida YY, GLP-1, dan cholecystokinin.
Penelitian pada orang dewasa juga telah menunjukkan bahwa efek hormonal dari sarapan berprotein tinggi dapat bertahan selama beberapa jam.
Pilihan yang baik untuk sarapan berprotein tinggi termasuk telur, gandum, mentega kacang dan biji, bubur quinoa, sarden, dan puding biji chia.
Baca Juga: Yuk, Buat Resep Sandwich Isi Daging! Buat Sarapan Jadi Menyenangkan dan Mengenyangkan
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa tidur kurang dari 5-6 jam per malam dikaitkan dengan peningkatan insiden obesitas.
Ada beberapa alasan di balik ini.
Penelitian menyarankan bahwa tidur yang tidak cukup atau berkualitas buruk memperlambat proses di mana tubuh mengubah kalori menjadi energi, yang disebut metabolisme.
Ketika metabolisme kurang efektif, tubuh dapat menyimpan energi yang tidak terpakai sebagai lemak.
Baca Juga: Tips untuk Cegah Cedera Saat Olahraga, Pastikan Hal Ini Terpenuhi!
Selain itu, kurang tidur dapat meningkatkan produksi insulin dan kortisol, yang juga mendorong penyimpanan lemak.
Berapa lama seseorang tidur juga mempengaruhi pengaturan hormon pengatur nafsu makan leptin dan ghrelin. Leptin mengirimkan sinyal kenyang ke otak.
Stres memicu pelepasan hormon seperti adrenalin dan kortisol, yang awalnya menurunkan nafsu makan sebagai bagian dari respons tubuh melawan atau lari.
Baca Juga: Bersepeda Bisa Mengatasi Depresi Hingga Jaga Berat Badan Tetap Ideal
Namun, ketika orang berada di bawah tekanan konstan, kortisol dapat tetap berada di aliran darah lebih lama, yang akan meningkatkan nafsu makan mereka dan berpotensi menyebabkan mereka makan lebih banyak.
Kortisol menandakan kebutuhan untuk mengisi kembali simpanan nutrisi tubuh dari sumber bahan bakar yang disukai, yaitu karbohidrat.
Insulin kemudian mengangkut gula dari karbohidrat dari darah ke otot dan otak. Jika individu tidak menggunakan gula ini dalam pertarungan atau pelarian, tubuh akan menyimpannya sebagai lemak.
Baca Juga: Pipi Malah Jadi Tembem Selama Puasa? Coba Atasi dengan 4 Cara Ini
Peneliti menemukan bahwa menerapkan program intervensi manajemen stres 8 minggu menghasilkan penurunan yang signifikan dalam indeks massa tubuh (BMI) anak-anak dan remaja yang kelebihan berat badan dan obesitas.
Beberapa cara mengelola stres antara lain: yoga, meditasi, teknik pernapasan dan relaksasi, dan menghabiskan waktu di luar ruangan, misalnya berjalan atau berkebun.
Baca Juga: Ternyata Ini Manfaat Putih dan Kuning Telur untuk Kesehatan Tubuh
Dapatkan pembahasan yang lebih lengkap dan mendalam di Tabloid NOVA.
Yuk, langsung langganan bebas repot di Grid Store.(*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
Source | : | medical news today |
Penulis | : | Dinni Kamilani |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR