TabloidNova.com - Kanker kolorektal, atau usus besar, terjadi pada orang berusia lebih dari 50 tahun karena daya tahan tubuhnya mulai berkurang. Kanker ini disebabkan oleh kelainan genetik, atau riwayat keluarga dengan insiden kanker yang sama, polip, dan penderita diabetes tipe 2. Faktor yang bisa meningkatkan risiko kanker ini adalah obesitas, merokok, minum minuman keras, dan pola makan yang buruk.
Dengan perawatan yang tepat, rata-rata survival rate selama 5 tahun untuk pasien yang terdiagnosa di stadium awal mencapai 74 persen. Pada stadium lanjut akan dilakukan terapi paliatif, termasuk di dalamnya terapi target. Regorafenib adalah terapi target baru berbentuk oral yang bekerja dengan target tumorigenesis, angiogenesis, dan lingkungan mikro tumor.
"Yaitu pemberian obat atau substansi yang dapat menghambat pertumbuhan dan penyebaran kanker dengan cara menghambat molekul spesifik yang terlibat dalam pertumbuhan dan perkembangan tumor," kata Prof. Dr. Abdul Muthalib, Sp.PD-KHOM, dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan hematologi-onkologi medik dari FKUI-RSCM.
Kanker kolorektal dapat menyebar dengan menggunakan mekanisme komunikasi antar sel (sinyal). "Terapi target bekerja menghambat sinyal-sinyal antar sel agar sel tidak mendapatkan asupan," kata Prof. Muthalib, saat talkshow "Regorafenib, Harapan Baru Bagi Pengidap Kanker Kolorektal Stadium Lanjut Melalui Pengobatan Oral" di Hotel MidPlaza InterContinental, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Stadium kanker kolorektal bisa mencapai sampai stadium IV. Operasi dilakukan ketika pasien diketahui terkena kanker kolorektal stadium I. "Jika pasien diketahui sudah stadium II, selain menjalani operasi maka kemoterapi pun akan dilakukan. Kemoterapi bekerja dengan menghambat replikasi DNA."
Pemakaian obat pada terapi Regorafenib menimbulkan efek samping. Efek samping tersebut berupa rasa lelah, kenaikan tekanan darah, diare, kulit kemerahan, mual, sariawan, menurunkan trombosit.
Ketika keluhan tersebut muncul, dosis obat diturunkan lebih dulu. Baru setelah membaik, diberikan lagi obat tersebut. "Sementara kalau ada kemerahan di tangan dan kaki diolesi pelembap agar berkurang."
Noverita K. Waldan
KOMENTAR