Yakni, mereka harus siap untuk berperan ganda: sebagai pencari nafkah dan sekaligus membesarkan dan mendidik anak-anaknya seorang diri, termasuk bagaimana mengatur waktu bagi anak-anaknya.
HARUS ADA PERSIAPAN
Yang jelas, kata Jeanette, untuk menjadi orangtua tunggal yang sukses diperlukan pengorganisasian yang baik.
Karena sebetulnya, situasinya tak jauh beda dengan ketika masih ada pasangan di sampingnya.
"Pada suami istri yang sama-sama bekerja, tetap saja ada pertanyaan tentang pengasuhan anak, kan? Tapi dalam hal ini, si ibu mungkin tak bekerja full time," katanya.
Baca Juga : Ovi ‘Duo Serigala’ Ceritakan Sedihnya Jadi Orangtua Tunggal
Bedanya, sekarang tak ada lagi pasangan di sampingnya, yang selama ini menjadi tempat ia bertanya atau mencurahkan perasaannya.
"Sekarang ia harus menyelesaikan sendiri semuanya. Apa mau balik lagi ke orang tuanya? Kan, enggak pantas. Apalagi jika ia sudah punya anak," ujar dosen pada Fakultas Psikologi UI ini.
Karena itu, orangtua tunggal, mau tak mau, dituntut untuk bisa mengatur segalanya seorang diri, termasuk manage waktu.
Kapan dia harus menyediakan waktu bagi anak, kapan harus bekerja, bagaimana mengatasi masalah, dan sebagainya.
"Semuanya itu berhubungan dengan kemampuan untuk mengorganisasi hidup," tukas Jeanette.
Baca Juga : Risty Tagor Bahagia Meski Jadi Orangtua Tunggal
KOMENTAR