1. Ajak ia melihat Anda menggunakan toilet. Memperhatikan orang lain yang berjenis kelamin sama menggunakan toilet, akan berbicara lebih banyak daripada ribuan penjelasan.
2. Kenakan celana berpinggang elastik pada anak, agar dapat ditarik turun dalam sekejap.
3. Saat Anda melihat tanda-tanda ia akan buang air kecil/besar, tanyakan, "Apakah kamu perlu pergi ke toilet?" Jika ia bersedia, ajak ia ketoilet atau ke tempat pispot diletakkan. (Jika ia lebih sering menjawab "Tidak" atau menggelengkan kepala, lebih baik katakan, "Pispot kamu sudah menunggumu. Ayo kita cepat menemuinya.")
4. Tetap lanjutkan ke toilet/pispot meski ia sudah keburu buang air kecil/besar di perjalanan, agar ia tetap dapat melihat hubungan antara toilet/pispot dengan fungsinya.
5. Jika ia punya keteraturan pola pembuangan (mungkin ia biasa buang air kecil saat terbangun dari tidur siang/malam atau buang air besar setelah sarapan), ajak ia ke toilet/pispot pada saat-saat tersebut. Tapi jangan paksakan jika ia menolak.
6. Jangan atur berapa lama ia harus duduk di pispot/toilet. Ingat, anak usia ini masih sulit mengendalikan tubuhnya. Duduk di pispot/toilet belum tentu berarti ia akan mengeluarkan "produk" pembuangannya. Sampai ia dapat melenturkan otot-otot yang mengendalikan usus besar dan kandung kemihnya sesuai keinginannya, mungkin saja ia mengeluarkan "produk"nya di lantai setelah ia berdiri dari pispotnya.
7. Ajak ia membantu Anda membuang isi pispotnya ke dalam toilet. Jika ia senang menekan tombol air pada toilet untuk membuang isi pispotnya, "tugaskan" ia untuk melakukannya. Bila tidak, biarkan ia meninggalkan kamar mandi.
8. Hargai setiap langkah kemajuannya. Pujilah saat ia "kering" tapi jangan kritik saat ia "basah".
KOMENTAR