TabloidNova.com - Surabaya tak hanya memanjakan mata dengan pemandangan taman-taman kota yang indah dan bersih. Kota berlambang ikan Sura dan Buaya ini juga piawai memanjakan lidah dengan aneka kulinernya. Layaknya kota megapolitan yang tak pernah tidur, banyak penjaja kuliner di Surabaya menggelar dagangannya setelah jarum jam menunjuk lewat tengah malam.
Saat malam menjelang, suasana di pojok Jalan Kaca Piring, Surabaya, terlihat lain dari biasanya. Antrian orang mengular panjang, sampai-sampai meluber ke Jalan Kusumabangsa. Mereka rela berdiri sepanjang itu demi menikmati sajian Kober Mi Setan (KMS) yang setiap hari buka sejak sore hingga tengah malam.
"Pelanggan kami sangat fanatik. Mereka sabar menunggu meski harus mengantri segitu banyak," ujar Kopik, pemilik KMS.
Didampingi oleh manajernya, Arif Afandi, Kopik yang juga pemilik bengkel tersebut menjelaskan bahwa usahanya tersebut belum terlalu lama dibuka. Baru setahun yang lalu. Namun sejak launching di bulan Maret 2013 hingga saat ini, pembelinya mengalami peningkatan luar biasa. "Sekitar satu dua bulan belakangan ini sudah stabil," tambah Arif.
Sesungguhnya, Kopik menjelaskan, KMS yang dibukanya di Surabaya ini bukan miliknya pribadi melainkan cabang dari KMS yang lebih dahulu dibuka di Malang oleh pria bernama Bambang. Kopik pun enggan menyebut usaha ini sebagai franchise, melainkan usaha bagi hasil.
Sebutan "setan" untuk menu mi sendiri dipakai agar menarik pembeli dan membuat mereka penasaran. "Bahkan selain Mi Setan ada pula menu horor yang lain, yaitu Mi Iblis. Minumannya ada Genderuwo dan Pocong," jelas Arif.
Keistimewaan menu-menu mi yang dijual KMS terletak pada rasa pedasnya. Mi Setan memiliki rasa pedas yang sedang. Tapi Mi Iblis punya beberapa level tingkatan yang bisa dipilih oleh para pembeli. "Siapapun yang mengaku jawara rasa pedas, silakan datang menikmati sajian KMS. Kami tanggung puas," kata Kopik berpromosi.
Selain rasanya yang mantap, KMS digemari juga karena harganya yang miring. Satu porsi mi yang di dalamnya terdapat irisan ayam, siomay, serta irisan daging burger hanya dibandrol Rp 8.500 hingga Rp 9.500 saja.
Aneka minuman pun dihargai mulai dari Rp 4.000. Minuman istimewa Genderuwo dan Pocong dapat dinikmati dengan merogoh kocek Rp 9.000. Es Genderuwo memiliki campuran susu, kiwi, stroberi, belimbing, apel, dan lima macam jelly. Sementara Es Pocong dengan ukuran gelas besar berisi jelly bubble, stroberi, dan belimbing. Rasa segar jeruk juga lebih menonjol.
Nilai tambah KMS yang lain yakni tempatnya strategis, memiliki parkiran luas, dan bersih, "Karena itu tak masalah bila harus mengantre agak lama," imbuh Kopik.
Sebab itu pula, pelanggan KMS seakan tak kenal usia. Ketika jam pulang sekolah, KMS dipenuhi pelajar SMP dan SMA. Jam pulang kantor, giliran para karyawan yang datang. Sekitar pukul 19.00, KMS yang memang dekat dengan kampus UNAIR ini penuh dengan anak mahasiswa.
"Menjelang tengah malam, pembelinya bapak-bapak atau ibu-ibu. Antreannya sudah tidak sepanjang sore hari," urai Kopik.
Gandhi Wasono
Ternyata Ini Usia Ideal si Kecil Pisah Kamar dan Cara Agar Anak Mau Tidur Sendiri
KOMENTAR