Misalnya, seorang suami yang mempunyai istri pemboros, secara diam-diam menyimpan uang gajinya untuk masa depan anak-anaknya. Gaji yang dibawa pulang tinggal 80 persen. Kalau istrinya tanya, "Lo, kok, gajinya tinggal segini?", jawabnya, "Oh, dipotong untuk cicilan asuransi, sumbangan duka cita, dan sebagainya." Si suami memilih berbohong daripada mengatakan, "Habis, kamu pemboros, sih. Makanya cuma saya kasih segitu." Bisa ditebak, kalau si suami bicara jujur, istri bakal "meledak".
KOMENTAR