Bersifat aromatik, bertekstur renyah. Saat dikunyah, terasa sedikit tajam di lidah seperti perpaduan merica dan mustard.
Terdeteksi sentuhan rasa gurih kacang yang lembut. Pilih daun arugula yang masih muda, sebab daun yang tua terasa lebih pahit.
Tersebar luas di daratan Mediterania. Mulai dari Maroko hingga Portugal di Mediterania bagian barat, hingga Syria, Lebanon, dan Turki di Mediterania bagian timur.
Karena dipercaya mempunyai khasiat afrodisiak oleh bangsa Romawi, maka arugula dilarang disajikan di biara-biara pada abad pertengahan.
Di Teluk Naples, tepatnya di Pulau Ischia, arugula diolah menjadi minuman keras yang dikenal sebagai rucolino.
Mizuna
Memiliki rasa pedas samar-samar dengan sensasi earthy yang lembut.
Telah dibudidayakan berabad lalu di Jepang dan sebagian wilayah Asia lainnya.
Di dapur Jepang, mizuna (yang bermakna air atau sayuran berair) dikenal sebagai daun kyona dari Kyoto, ibu kota kerajaan Jepang kuno.
Ada juga yang menyebutnya shui cai, spider mustard, Japanese mustard, Japanese greens, potherb mustard, dan California peppergrass.
Daunnya menjari dengan ujung-ujung yang meruncing. Tampilannya yang cantik membuatnya sering digunakan sebagai dekorasi pada masakan.
Selain untuk campuran bahan salad, mizuna dipakai juga untuk membuat tumisan atau sup, seperti nabemono, hot pot khas Jepang.
Tak jarang sayuran ini diiris kasar, ditaburi sedikit garam, lalu dicampurkan ke dalam nasi hangat.
Watercress
Watercress atau cress, dikenal sebagai selada air.
Tanaman akuatik atau semi-akuatik yang hidup di dalam air. Cita rasanya segar, namun sedikit pahit.
Makin ke bawah, tekstur batangnya makin berserat.
Selada air dikenal memiliki reputasi baik sebagai tanaman obat.
Bahkan, Hippocrates, Bapak Kedokteran Modern, mendirikan rumah sakit pertamanya di Pulau Kos, dekat dengan aliran sungai untuk memastikan bahwa selada air segar cukup tersedia untuk mengobati pasien.
Penulis | : | Ade Ryani HMK |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR