Obesitas adalah penumpukan lemak yang sangat tinggi dalam tubuh sehingga berat badan tubuh melonjak naik di atas berat badan ideal.
Saat ini, obesitas atau kelebihan berat badan sudah menjadi permasalahan yang serius, termasuk di Indonesia.
Apabila tidak mendapatkan penanganan atau intervensi medis yang tepat, maka obesitas bisa menimbulkan risiko komplikasi berbagai penyakit, bahkan kematian.
(Baca: 3 Penyebab Berat Badan Arya Permana Melonjak Hingga 190 Kg)
Ada berbagai cara untuk menghindari obesitas.
Pada umumnya adalah mengatur gaya hidup dan pola makan.
Menurut Dr. Handy Wing, Sp.B., FBMS., FINACS., FICS, spesialis bedah dari RS Omni, Alam Sutera Tangerang, pengobatan obesitas sendiri dapat ditangani dengan 3 solusi berikut:
1. Diet, Olahraga, Mengubah Kebiasaan
Dengan mengatur gaya hidup, termasuk mengatur pola makan, diet, olahraga, dan menghindari kebiasaan buruk yang memicu kelebihan berat badan, maka bisa menurunkan berat badan hingga 10 persen.
Namun, tidak efektif untuk jangka panjang, hanya 5 persen dari keseluruhan yang berhasil mempertahankan berat badan ideal.
“Ada efek yoyo pada tahap ini, maka sering gagal,” jelas Dr. Handy.
(Baca: Setelah Diet Berat Badan Malah Melonjak Naik, Kenapa Ya?)
2. Obat-obatan Penurun Berat Badan
Menurut Dr. Handy, konsumsi obat penurun berat badan ini akan diperlukan apabila tahap pertama gagal.
Namun, obat-obatan yang dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang tentunya akan memiliki efek samping pula.
Sementara itu, obat-obatan juga tak cukup efektif mengurangi berat badan apabila tak diimbangi dengan gaya hidup dan pola makan yang sehat.
(Baca: Niat Ingin Kurus, Perempuan Ini Nyaris Tewas Karena Obat Pelangsing)
3. Bedah
Saat ini berbagai macam bedah bisa dilakukan untuk mengurangi berat badan berlebih.
Salah satunya adalah bedah bariatrik yang cukup efektif menurunkan kelebihan berat badan.
Bedah bisa mengurangi 55 persen hingga 75 persen kelebihan berat badan.
Tindakan bedah akan dilakukan apabila diet dan olahraga tak lagi efektif bagi pasien dengan obesitas tingkat parah.
Akan dibutuhkan prosedural khusus untuk melakukan tindakan bedah, yang membutuhkan berbagai pertimbangan yang disesuaikan kebutuhan fisik pasien.
“Risiko komplikasi dari prosedur bedah pun juga hampir tidak ada,” tutup Dr. Handy.
Penulis | : | Ade Ryani HMK |
Editor | : | Ade Ryani HMK |
KOMENTAR